KKP Siapkan Dua Skema Mewujudkan Lombok Sebagai Pusat Budidaya Lobster Nasional

(Beritadaerah – Jakarta) Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bertemu dengan Gubernur NTB Zulkieflimansyah beserta jajaran pada Kamis (27/5) di Kantor KKP, Jakarta Pusat, guna menindaklanjuti pengembangan budidaya lobster di di Nusa Tenggara Barat (NTB).

NTB memiliki potensi budidaya perikanan yang cukup besar, khususnya untuk komoditas lobster, bahkan saat mengunjungi Pulau Lombok pada bulan Maret lalu, Menteri Trenggono merencanakan daerah itu menjadi pusat budidaya lobster nasional.

Saat mengawali diskusi, Menteri Trenggono menyampaikan kenapa kita kembangkan di sana? Yang pertama NTB secara infrastruktur dan sumber daya manusia sudah memenuhi syarat, tinggal kita perkuat.

Menurut data Pemprov NTB, sepanjang tahun 2020 produktivitas budidaya di kampung lobster Lombok Timur mencapai 82.568 kilogram atau setara Rp 41,28 miliar. Sedangkan jumlah pembudidaya sekitar 147 kelompok dengan total keramba jaring apung lebih dari 8.400 lubang.

KKP memiliki dua skema program untuk mewujudkan Lombok sebagai pusat budidaya lobster nasional, yakni melalui program lobster estate atau kampung budidaya lobster. Tim KKP saat ini juga sudah berada di Pulau Seribu Masjid untuk melakukan survei sekaligus mengumpulkan data pendukung dalam menentukan program yang akan dipilih nantinya.

“Tahun ini kita persiapan termasuk sosialisasi kepada masyarakat. Kalau kita sudah bisa menetapkan lokasi dan sebagainya, tahun di 2022 pembangunan dimulai,” kata Menteri Trenggono yang dikutip laman KKP, Jumat (28/5).

Menteri Trenggono menegaskan, pelaksanaan program pengembangan harus sesuai dengan prinsip ekonomi biru, sehingga produktivitas tambak-tambak budidaya lobster tidak mengancam kelestarian laut Lombok yang indah dan bersih. Di samping itu, program pengembangan harus membawa berkah bagi masyarakat, baik dari sisi ekonomi maupun sosial.

Sementara itu Gubernur NTB Zulkieflimansyah menjelaskan, potensi budidaya lobster di wilayah kerjanya memang belum tergarap maksimal. Yang baru tergarap bahkan tidak sampai 10 persen dari total seribuan hektare area potensial.

Sehingga dia yakin rencana pengembangan Lombok sebagai pusat budidaya lobster nasional akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan penghasilan masyarakat. Kemudian kendala-kendala yang dihadapi pemda dan pembudidaya lobster selama ini juga bisa tersolusikan. Selain soal budidaya lobster, dalam pertemuan tersebut juga dibahas tentang rencana pengembangan budidaya udang dan rumput laut.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu