Jawa Barat juga adalah provinsi yang menjadi destinasi investasi nomor satu di Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri. Nilai ekspor Jawa Barat juga nomor satu di Indonesia, juga provinsi dengan manufaktur tertinggi.
Dalam menilai sebuah daerah maka kita mulai dengan melihat apa saja mesin pertumbuhan ekonomi itu? Mesin pertumbuhan ekonomi terdiri dari investasi, ekspor, konsumsi masyarakat, dan pengeluaran pemerintah. Dari empat indikator ini Jawa Barat dalam Industri Nasional, menduduki tempat tertinggi yaitu 60% dari Industri Nasional ada di Jawa Barat.
Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Jabar pada triwulan II-2022 menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan sebesar 1,86 persen jika dibandingkan dengan triwulan I-2022.
Pertumbuhan positif terjadi pada beberapa lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 10,25 persen.
Di posisi berikutnya, pertumbuhan lapangan usaha Jasa Pendidikan 7,84 persen; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 4,11 persen; Jasa Perusahaan sebesar 3,89 persen; Transportasi dan Pergudangan sebesar 3,37 persen; dan Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 3,04 persen.
Sementara itu, Lapangan Usaha Industri Pengolahan serta Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang merupakan lapangan usaha dominan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 1,05 persen dan 1,90 persen.
Pertumbuhan PDRB Beberapa Lapangan Usaha (y-on-y/persen)
Sumber : BPS
Struktur PDRB Jabar menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan II-2022 mengalami pergeseran pada urutan ketiga dan keempat terbesar dibandingkan triwulan sebelumnya.
Perekonomian Jabar masih didominasi oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar 42,08 persen; diikuti oleh Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 14,39 persen; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 8,82 persen; dan Konstruksi sebesar 8,24 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Jawa Barat mencapai 73,53 persen.
Baca juga :Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Lampaui Angka Nasional
Ekonomi Jawa Barat triwulan II-2022 dibanding triwulan II-2021 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,68 persen.
Pertumbuhan ini ditopang oleh lapangan usaha utama yang tumbuh cukup baik pada triwulan tersebut, seperti Industri Pengolahan tumbuh 8,11 persen dan Perdagangan tumbuh 3,96 persen.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar 17,85 persen; Jasa Lainnya 12,58 persen; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 8,94 persen; Jasa Perusahaan sebesar 7,60 persen; Jasa Pendidikan sebesar 6,44 persen; Informasi dan Komunikasi sebesar 6,13 persen; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5,98 persen; dan Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 5,11 persen.
Penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi (SOG) Jabar triwulan II-2022 (y-on-y) paling besar berasal dari Industri Pengolahan dengan sumbangan positif sebesar 3,38 persen. Lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan memberikan andil 0,77 persen; diikuti Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 0,58 persen; Informasi dan Komunikasi sebesar 0,37 persen; dan Jasa Lainnya sebesar 0,27 persen. Lapangan usaha lainnya memberikan sumbangan masing-masing di bawah 0,25 persen.
Tujuan investasi paling keren
Menurut para pelaku usaha jika ditanyakan mengapa senang berada di Jawa Barat? Jawabannya adalah pertama karena infrastruktur yang lebih baik dan kedua adalah karena sumber daya manusia Jawa Barat dianggap paling produktif. Karena itu dua hal ini menjadi cara Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat menawarkan kepada investor untuk berinvestasi di Jawa Barat, ditambahkan dengan pelayanan birokrasi paling sederhana.
Infrasruktur yang dimiliki oleh Jawa Barat salah satunya adalah hadirnya pelabuhan Patimban. Pelabuhan Patimban saat sudah mencapai 100% pengembangannya akan menjadi pelabuhan terbesar dan tercanggih se-Indonesia. Di masa depan, kapasitasnya akan dua kali lipat dari pelabuhan Tanjung Priok.
Baca Juga : Garut, Siap Jadi Kota Wisata Andalan Jawa Barat
Pelabuhan Patimban tidak hanya diharapkan sebagai pelabuhan, namun juga diharapkan akan melahirkan peradaban baru, maka Patimban mempunyai visi bukan saja sebagai pelabuhan namun juga sebagai kota baru. Visi ini akan dikembangkan terus dengan membangun kota Maritim Patimban yang didalamnya termasuk visi menjadi kota futuristik terbaik di Indonesia.
Tahap pertama penggunaan pelabuhan Patimban adalah sudah dialihkannya pengiriman mobil-mobil yang pabrik pembuatannya ada di Bekasi dan Kerawang. Ultimate plan sudah disusun antara 2023 hingga 2026.
Jawa Barat juga memiliki Bandara Kertajati, bandara ini memang saat ini belum optimal digunakan karena jalan tol dari Bandung – ibu kota Jawa Barat ke Bandara Kertajati baru selesai enam bulan lagi atau pada akhir tahun 2021. Namun bandara ini akan menjadi bandara logistik dimana jaraknya hanya 30 menit sampai ke bandara. Karena itu memang tawaran untuk investor akan semakin meyakinkan bila ingin berinvestasi datanglah ke Jawa Barat. Sekarang ini terkenal dengan Kawaasan Rebana, (Cirebon, Kertajati, Patimban), kawasan ini kawasan terbaik di Indonesia.
Dua hal yang utama dari kawasan Rebana adalah punya pelabuhan Patimban tidak jauh dari bandaranya, dilewati jalan tol, dilewati kereta api, harga tanahnya masih terjangkau. Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat aktif menawarkan Rebana kemana-mana secara proaktif. Kawasan Rebana akan melahirkan 13 kota baru dari Patimban, Kertajati yang berbasis pada industri-industri spesifik, seperti Indramayu akan menjadi petrochemical city karena dibangunnya Proyek Petrochemical Complex Jabar dari Taiwan yang akan ‘bedol desa’ dari Hongkong.
Dalam rangka untuk mewujudkan visi ini, peraturan presiden tentang pengembangan wilayah Rebana sedang diproses, diperkirakan dalam dua bulan akan dikeluarkan. Di dalamnya ada pembangunan jalan tol, pembangunan kereta konvensional, pembangunan infrastruktur dasar, sumber daya air, dan pembangunan infrastruktur lainnya. Termasuk pembangunan Jabar Selatan yang tertinggal, sehingga mendukung kegiatan ekonomi khususnya logistik yang berkaitan dengan pariwisata.
Penutup
Jawa Barat memiliki visi bukan untuk hanya menjadi unggul di dalam negeri namun juga unggul sebagai tujuan investasi terbaik di Asean. Dua modal sudah dimiliki yaitu memiliki infrastruktur terbaik dan tenaga kerja yang produktif. Satu lagi yang diharapkan untuk segera dipenuhi adalah ease of doing business yang harus ditingkatkan dari standar nasional menjadi standar internasional. Diperlukan kondisi sosial politik yang baik, sehingga keamanan akan terjaga yang merupakan syarat dari iklim investasi.
Jabar bisa dibilang memiliki penduduk seperlima dari Indonesia, karena jumlah penduduknya kurang lebih hampir 50 juta orang. Selama pandemi ini, pada tahun 2020 Jabar menangani pandemi yang terjadi, namun tahun 2021, bukan saja pandemi namun juga vaksinasi, pemulihan ekonomi. Beban tahun 2021 memang bagi pemimpin daerah adalah lebih berat dari tahun 2020. Jawa Barat dalam tiga tanggung jawab besar tahun 2021 adalah provinsi yang paling menantang. Namun di tengah tanggung jawab yang besar ini, pada tahun 2021 Jawa Barat berhasil menekan angka pengangguran dan meningkatkan lapangan pekerjaan karena keberhasilan menarik investasi masuk ke Jawa Barat.