(Beritadaerah – Bandung) Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2022 mencapai Rp4 919,9 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2 923,7 triliun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2022 terhadap triwulan II-2021 tumbuh sebesar 5,44 persen (y-on-y).
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat Triwulan ll 2022 tumbuh sebesar 5,68 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,61 persen (yoy). Provinsi Jawa Barat mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,44 persen (yoy).
Sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia sebelumnya bahwa peningkatan mobilitas masyarakat berdampak positif pada permintaan domestik, di samping adanya momentum Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri 2022. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat secara keseluruhan diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,6-5,4 persen, revisi ke bawah dari proyeksi sebelumnyaseiring dengantekanan eksternal yang cukup tinggi dan potensi stagflasi yang membayangi perekonomian global.
“Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat masih cenderung optimis. Hal ini tidak terlepas dari strategi menyeimbangkanperekonomian dengan pengendalian risiko kesehatan secara terukur yang didukung terus meningkatnya kemajuan vaksinasi, optimalisasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, serta interkoneksi Jabar Utara dan Selatan yang dlharapkan dapat mendorong ekonomi yanglebih inklusif,” kata Kepala Perwakilan BI Jabar Herawanto yang dikutip laman Jabarprov, Senin (8/8).
Untuk itu diperlukan optimalisasi realisasi fiskal dan berbapai kebijakan lainnyauntuk menjaga dan semakin meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi, sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi, terutamamelalui penguatan sektor ketahanan pangan.