Bappenas Apresiasi Kerjasama UNFPA Jepang
(Photo: Bappenas)

Bappenas Apresiasi Kerjasama UNFPA Jepang

(Beritadaerah-Nasional) Kementerian PPN/Bappenas mengapresiasi kerja sama United Nations Population Fund (UNFPA) dalam program Leaving No One Behind (LNOB) yang melindungi perempuan dan populasi rentan di Indonesia dari dampak pandemi Covid-19. Program LNOB yang didukung Pemerintah Jepang ini berkontribusi terhadap pencapaian target-target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) dan akses universal, terutama dalam memastikan penguatan integrasi layanan kesehatan reproduksi, pencegahan dan penanganan Kekerasan Berbasis Gender, pelayanan kesehatan dan sosial terintegrasi bagi kelompok rentan, serta pengelolaan data terutama pada situasi bencana pandemi Covid-19, dan masa pasca pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 telah berdampak luar biasa cukup signifikan di seluruh aspek kehidupan dan berpotensi menghasilkan kerentanan. Kita ketahui bahwa perempuan, ibu hamil, penyandang disabilitas, lansia, sering kali menjadi kelompok paling rentan terefleksi di dalam rencana kerja tahun 2023, demikian disampaikan Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Taufik Hanafi pada Penutupan Proyek Leaving No One Behind: Diseminasi Pembelajaran dan Praktik Baik, Jumat (30/9).

Kerja sama yang dilakukan dengan Pemerintah Jepang sejak April 2021 ini menghasilkan 64 produk pengetahuan dalam merespons dampak Covid-19 pada kelompok rentan. Produk tersebut dalam bentuk laporan penelitian, standard operational procedure, pedoman, modul pelatihan, video, siniar, selebaran, poster, dan buklet yang ditulis dalam huruf braille yang dirancang untuk komunitas tunanetra, dan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas.
Materi pengetahuan tersebut dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pelatihan dan sebagai referensi bagi tenaga kesehatan, responden KBG dan pekerja sosial dalam memberikan pelayanan sosial dan kesehatan selama masa pandemi. Sebanyak 102.203 orang telah dijangkau melalui pendidikan publik dan kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan seksual dan reproduksi, KBG dan pandemi.

Sementara itu, untuk mendukung lansia dan para penyandang disabilitas, program ini mendistribusikan 877 alat bantu untuk memudahkan mobilitas mereka dalam mengakses layanan yang dibutuhkan. Mengingat pandemi juga mempengaruhi mata pencaharian dan kondisi finansial orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) dan semakin menurunkan kemampuan mereka untuk mengakses terapi antiretroviral, program LNOB juga mendistribusikan 2000 bantuan voucer tunai untuk biaya transportasi bagi ODHIV yang perlu mengakses layanan kesehatan dan KBG.