(Beritadaerah – Semarang) Memperingati Hari Ulang Tahun Kota Semarang yang ke-476 Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak masyarakat untuk mengenal kembali kebudayaan-kebudayaan asli kota Semarang. Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita itu mengenalkan kembali Nasi Glewo khas Kota Semarang dan mengajak masyarakat untuk berjoget bersama dengan gerak tarian khas Kota Semarang.
“Hal ini bagaimana menggali kembali kuliner namanya Nasi Glewo. Nasi Glewo ini sebenarnya asli dari kota Semarang tetapi tidak banyak orang tahu. Kemudian juga tarian, jadi bagaimana kita mengajak seluruh masyarakat dengan kekompakan bersama dengan joget Semarangan,” ucapnya di Halaman Balaikota, Selasa (2/5).
Tidak lupa, dirinya juga mengingatkan kembali kepada masyarakat mengenai harapan Presiden Indonesia Joko Widodo mengenai Cashless Society. Wali kota perempuan pertama di kota Semarang tersebut menyampaikan bahwa Bank Jateng dan Bank BNI sudah merealisasikan harapan Presiden Indonesia tersebut. Hal ini juga sejalan dengan keinginan Pemerintah Kota Semarang untuk mengedepankan program Smart City atau digitalisasi.
“Harapan pak presiden mengenai Cashless Society. Adanya Kartu kredit tapi non-master, non-visa, jadi kartu kredit dalam negeri. Sehingga Alhamdulillah tadi, atas kerja sama antara Bank Jateng dengan Bank BNI ada namanya KKPD, kartu kredit pegawai dan ID Card Tap Cash. Sehingga kita banyak melakukan langkah-langkah terkait dengan smart city, digitalisasi. Diharapkan juga, dihari ulang tahun ini akan menjadi satu lompatan besar,” ujarnya.
Meskipun peringatan Hari Ulang Tahun Kota Semarang ini berlangsung meriah, dirinya juga tidak menampik bahwa masih ada beberapa PR dari Kota Semarang yang harus segera diselesaikan. Infrastruktur terkait banjir yang masih menjadi PR utama dan ketimpangan ekonomi juga pengguran terbuka turut menjadi PR kota Semarang saat ini.
“Kita tahu, ada beberapa tempat terjadi bencana banjir. Kalau tidak segera ditangani akan semakin besar, ini menjadi satu PR bagi kita. Kemudian juga masalah stunting, kemiskinan, dan yang paling penting adalah tingkat pengangguran terbuka. Kalau masalah kemiskinan dan stunting, alhamdulillah sudah mengalami penurunan. Kemudian juga inflasi, kemarin kota Semarang masuk 10 besar terendah di Indonesia. Tetapi yang menjadi PR dari kota Semarang selain masalah Infrastruktur banjir, yang kedua adalah mengenai ketimpangan dan juga pengangguran terbuka,” terangnya.