Wisatawan
Desa Carangsari, Badung, Bali (Foto web desa Carangsari)

Perkembangan Wistawan Mancanegara

(Beritadaerah-Kolom) Covid-19 merupakan salah satu krisis terberat yang dirasakan oleh seluruh dunia. Kombinasi guncangan di sisi kesehatan dan ekonomi yang saling berkaitan menciptakan dampak tak terduga yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pariwisata menjadi sektor yang terkena pukulan kuat pandemi Covid-19. Kebijakan penutupan pintu masuk negara memengaruhi kedatangan wisatawan mancanegara, serta seluruh rantai ekonomi yang terlibat dalam kegiatan pariwisata, seperti perhotelan, restoran, dan transportasi.

Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) memperkirakan pandemi Covid -19 telah mengakibatkan hilangnya Produk Domestik Bruto (PDB) dunia sebesar 1,5 persen hingga 2,8 persen. Adapun sepanjang Januari–Mei 2020, telah terjadi penurunan drastis jumlah wisatawan mancanegara sebesar 56 persen, dan menghilangkan pendapatan ekspor pariwisata hingga USD 320 juta. Selain itu, Covid-19 mengancam hilangnya 100 hingga 120 juta pekerjaan yang terkait secara langsung dengan pariwisata. Seperti yang diketahui, sektor pariwisata sebagian besar berbasis padat karya dan kegiatan usahanya berskala kecil dan menengah.

Negara kepulauan dan negara berkembang yang mengandalkan sektor pariwisata untuk menopang perekonomiannya diperkirakan merasakan dampak terbesar akibat pandemi Covid -19. Di Indonesia, pariwisata merupakan sektor yang memiliki peran sangat penting, sehingga adanya pandemi Covid -19 memberikan pengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Kondisi ini tercermin dalam Tourism Direct Gross Domestic Product (TDGDP) yang menggambarkan nilai ekonomi pariwisata. Sebelum pandemi terjadi yaitu tahun 2019 tercatat bahwa TDGDP Indonesia sebesar Rp 786,3 triliun atau menyumbang 4,97 persen PDB Indonesia. Namun di tahun 2020, pandemi Covid -19 menyebabkan TDGDP merosot menjadi Rp 346,02 triliun, dan kontribusinya terhadap PDB turun menjadi 2,24 persen.

Kerugian lain terlihat dari sisi devisa sektor pariwisata yang selama ini menjadi tiga besar penyumbang devisa Indonesia selain crude palm oil (CPO) dan batubara. Menurut data Bank Indonesia, devisa sektor pariwisata di tahun 2019 mencapai USD 16,91 miliar. Akan tetapi, pandemi Covid -19 di tahun 2020 mengakibatkan anjloknya devisa sektor ini yang cukup drastis hingga menjadi USD 3,38 miliar. Munculnya varian Covid-19 yang baru di tahun 2021 turut memperburuk kondisi pariwisata sehingga devisa pada saat itu tercatat hanya USD 0,52 miliar.

Seiring membaiknya situasi Covid -19, seperti luasnya cakupan vaksinasi, pembukaan pintu masuk, serta pelonggaran kebijakan perjalanan telah mendorong kembali aktivitas pariwisata dan menghasilkan devisa sebesar USD 6,78 miliar di tahun 2022, atau pulih 40,10 persen dibanding kondisi tahun 2019. Adapun di tahun 2023, sinyal positif pariwisata Indonesia semakin ditunjukkan dengan pulihnya sektor tersebut sebesar 82,79 persen dibandingkan tahun 2019 dengan devisa sebesar USD 14,00 miliar.

Momentum kebangkitan pariwisata Indonesia

Wisatawan mancanegara merupakan aspek penting dalam pariwisata Indonesia karena kemampuannya dalam mendorong perekonomian melalui penciptaan lapangan pekerjaan, mengembangkan wisata lokal, serta sebagai sarana promosi budaya Indonesia. Sebelum pandemi melanda, wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mencapai 16,11 juta kunjungan di tahun 2019. Memasuki tahun 2020, wisatawan mancanegara menurun drastis 74,84 persen menjadi 4,05 juta kunjungan. Kondisi pandemi yang kian memburuk selanjutnya berakibat pada semakin berkurangnya wisatawan mancanegara hingga 1,56 juta kunjungan di tahun 2021.

Wisatawan
Infopublik

Namun demikian, tahun 2022 telah menampakkan tanda–tanda pemulihan wisatawan mancanegara, sejalan dengan membaiknya kondisi pandemi dan meningkatnya kepercayaan terhadap keamanan di Indonesia. Wisatawan mancanegara di tahun 2022 tercatat sebanyak 5,89 juta orang atau meningkat 278,10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah wisatawan mancanegara terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2023, total kunjungan wisatawan mancanegara sudah mulai mendekati angka sebelum pandemi dengan jumlah kunjungan sebesar 11,68 juta (meningkat 98,30 persen dibandingkan dengan tahun 2022). Meskipun belum sepenuhnya kembali pada kondisi sebelum pandemi, hal ini memberikan optimisme dan sinyal positif bagi pariwisata ke depannya.

Selama tahun 2022, berbagai kebijakan telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan kontribusi wisatawan mancanegara, dengan memerhatikan situasi perkembangan Covid-19 yang terjadi, baik di dalam maupun luar negeri. Peraturan tersebut diantaranya pembukaan secara bertahap pintu masuk pelaku perjalanan luar negeri, baik via udara, laut, dan darat. Selain itu, wisatawan mancanegara diberikan kemudahan dengan pemberlakuan kebijakan bebas visa bagi negara–negara ASEAN, pemberian Visa Kunjungan Saat Kedatangan Khusus Wisata dan pemberian Visa Kunjungan Saat Kedatangan Khusus Wisata di Bali bagi beberapa negara tertentu. Begitu pula di tahun 2023, pemerintah masih terus memperbaiki kondisi pariwisata dengan meluncurkan berbagai program dan kebijakan untuk mendukung sektor pariwisata pasca pandemi Covid -19.

 

Baca Juga : Menparekraf: 82% Wisatawan Ingin Kembali ke Labuan Bajo

Secara lebih rinci, hasil dari kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terlihat pada kedatangan wisatawan mancanegara yang semakin meningkat setiap bulannya sepanjang tahun 2022–2023. Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi, bulan Januari 2022 baru mencapai 11,34 persen dari kondisi tahun 2019. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini terus membaik terlebih dengan semakin banyak diselenggarakannya acara–acara internasional di Indonesia di tahun 2022–2023. Acara internasional seperti ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan juga mancanegara, sehingga memberikan booster bagi pariwisata Indonesia.

Tahun 2023 merupakan momentum kebangkitan pariwisata di Indonesia yang terlihat dari kondisi pariwisata yang semakin menunjukkan pemulihan. Hal ini menguatkan fakta bahwa kepercayaan wisatawan mancanegara untuk berlibur di Indonesia telah kembali. Perhelatan internasional yang mendukung kebangkitan pariwisata Indonesia di 2023 di antaranya, yaitu KTT ASEAN 2023, Jakarta Fair, Inacraft I di Jakarta, beberapa kegiatan olahraga internasional seperti Indonesia Open 2023, Piala Dunia Basket 2023, MotoGP 2023, serta hiburan konser musik internasional.

Karakteristik Wisatawan Mancanegara

Pesona Indonesia dalam hal pariwisata tidak diragukan lagi. Daya tariknya telah mengundang banyak wisatawan dari berbagai belahan dunia. Kebangsaan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu ASEAN, Asia (selain ASEAN), Timur Tengah, Eropa, Amerika, Oseania, dan Afrika. Kedatangan wisatawan dari kelompok kebangsaan tersebut membentuk suatu pola tertentu. Pola berbeda dapat terlihat pada saat sebelum pandemi, pandemi, dan saat masa pemulihan.

Pada saat sebelum pandemi, tahun 2019, tiga kelompok kebangsaan wisatawan mancanegara terbesar berasal dari ASEAN, Asia (selain ASEAN), dan Eropa. Ketika pandemi, tahun 2020–2021, tiga kelompok kebangsaan wisatawan mancanegara terbesar berasal dari Asia (selain ASEAN), ASEAN, dan Eropa. Penurunan jumlah wisatawan yang berasal dari Eropa sangat drastis di masa pandemi karena adanya kebijakan lockdown hampir di semua negara, termasuk Indonesia. Kelompok kebangsaan terbesar pada tahun 2022–2023 mirip dengan kondisi sebelum pandemi yang berasal dari ASEAN, Asia (selain ASEAN), dan Eropa.

Baca Juga : Meningkatnya Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Tahun 2023, masa pemulihan lanjutan, kunjungan wisatawan mancanegara yang berasal dari Asia meningkat 76,43 persen dari 2,41 juta menjadi 4,24 juta kunjungan dari tahun sebelumnya. Selain itu, kunjungan wisatawan mancanegara yang berasal dari ASEAN, Timur Tengah, Eropa, Amerika, Oseania, dan Afrika semakin meningkat. Hal ini mencerminkan semakin banyaknya wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia di tahun 2023 dari belahan dunia lain. Misalnya dari kelompok kebangsaan Eropa, yang sebelumnya hanya 16,31 persen di tahun 2022 menjadi 17,13 persen di tahun 2023. Hal ini terlihat juga pada kelompok kebangsaan Amerika, yang semula 4,42 persen menjadi 4,85 persen.

Pariwisata sebelum dan sesudah Pandemi

Upaya mendorong pariwisata Indonesia terus dilakukan secara bertahap, termasuk mendorong kunjungan wisatawan mancanegara. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2023 tercatat sebanyak 11,67 juta kunjungan. Kinerja tahun 2023 menunjukkan bahwa kondisi ini telah mencapai 72,50 persen dari sebelum pandemi tahun 2019. Meskipun demikian, hal ini dapat menjadi sinyal positif untuk tahun–tahun berikutnya.

Berdasarkan kelompok kebangsaan, yang pulih paling cepat adalah wisatawan Oseania sebanyak 1.625.760 kunjungan atau lebih tinggi 0,005 persen dibandingkan saat 2019, diikuti oleh Eropa sebanyak 2.000.559 kunjungan namun masih membutuhkan 0,04 persen untuk menyamai kondisi tahun 2019. Sementara itu, pemulihan paling lambat terlihat pada kelompok kebangsaan ASEAN yang tercatat 4.428.750 kunjungan yang masih membutuhkan 69,00 persen untuk menyamai kondisi tahun 2019.

Tren Wisatawan Mancanegara

Selama tahun 2019 hingga 2023, tren wisatawan mancanegara bangsa ASEAN, Asia (selain ASEAN), Timur Tengah, Eropa, Amerika, Oseania, dan Afrika menunjukkan pola yang mirip. Sebelum Covid -19 yaitu tahun 2018 dan 2019, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia cukup tinggi. Dimulainya Covid -19 di tahun 2020 membuat tren ini melandai dan pada titik terendah terjadi di awal tahun 2021. Di masa pemulihan tahun 2022 sampai 2023, wisatawan mancanegara kembali masuk ke Indonesia dengan tren positif dan kondisi ini terjadi pada semua kelompok kebangsaan.

Bali masih menjadi tujuan utama paling favorit bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Dominasi wisatawan mancanegara ke Bali berasal dari kawasan Eropa dan Oseania. Rata–rata lama tinggal wisatawan mancanegara untuk tujuan berlibur ke Indonesia adalah 10 hingga 11 malam. Hotel masih menjadi akomodasi yang paling diminati oleh wisatawan mancanegara selama berkunjung ke Indonesia.