(Photo: Kemenkeu)

Fokus Pemerintah pada Konsumsi, Investasi, Ekspor, dan Impor untuk Pertumbuhan Ekonomi 2024

(Beritadaerah-Nasional) Pada 6 Agustus 2024, Kementerian Keuangan RI menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperhatikan berbagai faktor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan harapan mencapai target pertumbuhan sebesar 5,2 persen pada semester kedua tahun 2024.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa pemerintah akan fokus pada konsumsi, investasi, ekspor, dan impor sebagai upaya untuk menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi di antara 5,1 hingga 5,2 persen pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Dalam keterangannya di Kantor Presiden pada 5 Agustus, ia menjelaskan bahwa hal ini akan dilakukan dengan terus memantau dan mengelola faktor-faktor tersebut.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen (year on year/yoy) pada triwulan II-2024, didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan peningkatan kinerja ekspor. Konsumsi rumah tangga, sebagai kontributor utama, tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) yang didorong oleh periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang.

Daya beli masyarakat tetap terjaga berkat terkendalinya inflasi, kenaikan gaji ASN, pemberian gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja penuh, serta penciptaan lapangan kerja baru sebanyak 3,55 juta di awal tahun 2024. Konsumsi pemerintah juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,42 persen, terutama karena penyerapan belanja modal dan belanja barang yang tinggi, masing-masing sebesar 39,5 persen dan 6,1 persen.

Pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat menguat sebesar 4,43 persen (yoy), didorong oleh kinerja pertumbuhan investasi bangunan yang tumbuh 5,31 persen. Peningkatan ini salah satunya disebabkan oleh penyerapan belanja modal pemerintah yang tinggi untuk menyelesaikan berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kebijakan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk perumahan juga membantu mendorong aktivitas konstruksi properti sektor swasta. Selain itu, aktivitas investasi swasta yang kuat terlihat dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang tumbuh 22,49 persen, serta Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang tetap berada di zona ekspansi sepanjang triwulan II.

Dari sisi produksi, seluruh sektor mencatat pertumbuhan positif pada triwulan II-2024. Sektor manufaktur tumbuh sebesar 3,95 persen (yoy), didorong oleh industri pengolahan logam dasar dan industri barang galian bukan logam. Industri makanan dan minuman, kontributor terbesar dalam sektor manufaktur, tumbuh 5,53 persen.

Sektor perdagangan juga mencatat pertumbuhan sebesar 4,86 persen (yoy) seiring dengan konsumsi masyarakat yang kuat. Sektor-sektor lain seperti pertanian, kehutanan, perikanan, pariwisata, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum juga menunjukkan pertumbuhan positif. Namun, sektor pertambangan mengalami perlambatan, terutama akibat penurunan produksi migas dan batubara.

Pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Tingkat pengangguran turun dari 5,45 persen pada tahun 2023 menjadi 4,82 persen pada tahun ini, sementara tingkat kemiskinan menurun dari 9,36 persen menjadi 9,03 persen. Penciptaan lapangan kerja mencapai 3,55 juta orang pada tahun 2024, meningkat dari 3,02 juta orang sebelumnya, yang memperkuat daya beli masyarakat.

Pemerintah akan terus mengawasi risiko stagnasi ekonomi global yang diperkirakan masih berlanjut sepanjang tahun 2024. APBN 2024 akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi, sehingga target pertumbuhan sebesar 5,2 persen dapat tercapai.