(Photo: Infopublik)

Upaya Pemerintah dalam Mendorong Inklusi Keuangan Mencapai 98 Persen pada 2045

(Beritadaerah-Nasional) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah memperkenalkan program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), yang bertujuan memperkuat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Peluncuran program ini berlangsung di JiExpo Theater Kemayoran, Jakarta, dengan kehadiran Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar.

Dalam sambutannya, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pemerintah, OJK, dan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) bersinergi untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 98 persen pada tahun 2045. Kolaborasi antara berbagai pihak dalam SNKI, termasuk pemerintah dan otoritas keuangan, dianggap penting untuk mencapai tujuan pembangunan nasional jangka panjang tersebut.

Airlangga juga menekankan pentingnya integrasi program-program bantuan pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Prakerja, dan bantuan iuran untuk BPJS Kesehatan, ke dalam upaya inklusi keuangan. Program-program ini, menurutnya, merupakan bagian dari dorongan untuk memperluas akses ke layanan keuangan melalui berbagai bentuk bantuan sosial yang dilakukan oleh pemerintah.

Optimisme mengenai peningkatan tingkat inklusi keuangan juga disampaikan oleh Airlangga, yang menargetkan pencapaian 90 persen inklusi keuangan pada tahun 2024. Hal ini disampaikan di hadapan para peserta yang terdiri dari pelajar, perwakilan pemerintah, perbankan, serta sektor jasa keuangan lainnya.

Sementara itu, Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa total aset dan kapitalisasi industri jasa keuangan di Indonesia telah mencapai Rp34 triliun. Melalui GENCARKAN, Mahendra berharap OJK dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional dan mencapai pembangunan ekonomi yang inklusif demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Mahendra juga menargetkan bahwa pada tahun 2045, sebanyak 98 persen pelajar di Indonesia akan memiliki tabungan, dan melalui program SiMuda OJK, pemuda serta mahasiswa didorong untuk membuka rekening baru. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman serta penggunaan produk dan layanan keuangan, sehingga pada tahun 2025 sebagian besar pelajar di Indonesia memiliki tabungan.

Acara peluncuran GENCARKAN ini turut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk perusahaan jasa keuangan, perbankan konvensional dan syariah, pelajar dari berbagai jenjang, pelaku UMKM, komunitas masyarakat, serta perwakilan pemerintah pusat dan daerah. Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, juga turut hadir dalam acara tersebut.