Pengunjung Meseum Batik Kota Pekalongan Alami Lonjakan Pengunjung Tahun 2018

(Beritadaerah – Pekalongan) Museum Batik Kota Pekalongan mengalami lonjakan pengunjung di akhir 2018. Menurut penuturan Kepala Museum Batik, Bambang Saptono, di tahun 2018 jumlah total kunjungan di museum batik 24.879 orang. Angka ini jauh lebih banyak dari tahun 2017, yang hanya menginjak angka 23.402 pengunjung. Terdiri dari pelajar dan wisatawan lokal maupun mancanegara.

Meningkatnya kuantitas pengunjung, juga berdampak pada pendapatan yang diperoleh pihak museum batik. Jika dinominalkan, menurut Bambang, pendapatan museum batik meningkat. Dari tahun 2017 yang hanya mencapai 84.017.000, di tahun 2018 meroket hingga 94.274.000. “Ada peningkatan semua, baik pendapatan maupun kunjungan,” jelas Bambang.

Disamping itu, museum batik sudah merampungkan beberapa program kerja, diantaranya Museum Batik Go To School. “Kita aktif ke beberapa daerah, terutama TK, SD di Pemalang dan Tegal untuk kita ajak ke museum batik,” terang Bambang. Caranya, pihak museum batik mengadakan demo membatik di sekolah-sekolah yang berada di daerah tersebut. Dan akhirnya bisa menarik antusiasme untuk berkunjung ke museum batik. Kemudian pihak museum batik juga mengikuti pameran-pameran yang terselenggara. Karena tanpa pameran, menurut Bambang, museum batik tidak bisa terkenal.

Koleksi di Museum Batik Kota Pekalongan, untuk tahun ini mencapai sekitar 1.258. Koleksi tersebut berasal dari masyarakat, para tokoh, pejabat tinggi negara, organisasi, komunitas batik, dan lain sebagainya. Perkembangan baik itu akan berlanjut di tahun 2019. Karena museum batik memiliki dana tersendiri yang berasal dari Kemendikbud, dari situ pihak museum batik akan menambah jumlah pameran di tahun 2019. Untuk melaksanakannya akan bekerjasama dengan penggerak pariwisata, seperti hotel.

Dengan begitu, harapannya masyarakat lebih antusias untuk datang ke museum batik. Masyarakat juga benar-benar tahu bagaimana esensi batik sebenarnya. Yaitu batik tulis, cap, atau kombinasi keduanya. “Semoga masyarakat lebih banyak berkunjung ke museum batik, dan mencintai batik,” pungkas Bambang.

Agustinus/Journalist/BD
Editor : Panda
Source : jatengprov