(Beritadaerah – Kolom) Pandemic corona virus yang telah melanda 162 negara memukul perekonomian dunia, yang berujung pada turunnya pertumbuhan ekonomi. Sudah barang tentu dampak merosotnya pertumbuhan ekonomi berbagai negara ini membuat pertumbuhan ekonomi global merosot.
Keadaan ini memiliki konsekuensi pada banyak aspek, salah satunya adalah turunnya harga minyak karena turunnya permintaan. Imbasnya adalah harga komoditas yang ikut melorot. Volume perdagangan baik ekspor maupun impor juga menurun disebabkan karena kebutuhan yang berkurang. Secara otomatis di dalam negeri produksi perusahaan berorientasi ekspor akan mengalami gangguan.
International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan perekonomian global akan tumbuh sebesar 3,3 persen pada tahun ini. Proyeksi ini berubah setelah pandemic corona virus menerpa dunia. Perkiraan IMF pertumbuhan ekonomi global 2020 akan lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi global 2019 yang telah mencapai sebesar 2,9 persen. Berapa prediksi pertumbuhannya masih belum dipastikan oleh IMF. Akan dipengaruhi oleh efektifitas negara-negara di dunia menghadapi pandemic ini.
Bank Indonesia saat menghadapi wabah corona virus ini telah merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5-5,4 persen. Sementara Asia Development Bank (ADB) memprediksi besarnya kerugian masih tergantung pada perkembangan yang akan terjadi. ADB memperkirakan dampak pandemic corona virus berkisar antara 0,1 persen sampai dengan 0,4 persen produk domestik bruto (PDB) dunia.
Imbas pandemic corona virus ini telah memukul berbagai sektor, termasuk antara lain adalah sektor pariwisata. UNWTO menyebutkan bahwa dampak pandemic corona virus paling keras memukul sektor pariwisata. Diperkirakan secara global pada tahun ini akan terjadi penurunan sebesar 1 hingga 3 persen jumlah wisatawan manca negara dibandingkan dengan jumlah wisatawan manca negara pada tahun 2019. Kawasan Asia Pasifik merupakan kawasan yang mengalami dampak yang paling besar. Jumlah penurunannya bisa sebesar 9 hingga 12 persen. UNWTO memperkirakan dampaknya secara global mencapai 30 miliar dolar Amerika hingga 50 miliar dolar Amerika.
Berbagai resiko ini memerlukan mitigasi yang perlu dikurangi oleh masing-masing negara yang mengalami wabah ini. Paket stimulus ekonomi telah dilakukan pemerintah, salah satunya dengan menambah anggaran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH). Stimulus ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya beli masyarakat di tengah pandemic corona virus. Presiden sudah mengalokasikan anggaran-anggaran kementerian dan lembaga yang tidak prioritas untuk dialihkan, totalnya hingga puluhan triliun rupiah.
Stimulus di bidang pariwisata yang masih berjalan hingga saat ini adalah pajak hotel dan restoran di 10 daerah wisata prioritas yang dibebaskan. Harga tiket pesawat yang turun sebesar 30 persen untuk 10 daerah wisata yang mengalami dampak penurunan wisatawan.
Di sisi pariwisata bahkan Bank Indonesia ikut mendukung melalui rencana memajukan event nasional maupun internasional dari semester II menjadi kuartal I atau II. Diperkirakan jumlahnya ada 10 event nasional dan internasional. Usaha-usaha dan berbagai inisiatif tidak berhenti dilakukan oleh Indonesia termasuk berbagai jaminan untuk melalui kondisi sulit pandemic corona virus ini.
Di atas pengurangan resiko perekonomian ini, pemerintah tetap memprioritaskan bagaimana membatasi dan menghentikan penyebaran pandemic corona virus yang melanda Indonesia saat ini.