(Beritadaerah – Kolom) Dalam sebuah acara outlook ekonomi 2022, Presiden Jokowi memberikan arahan bagaiman kondisi ekonomi Indonesi pada tahun 2022. Presiden menyadari semua sepakat, bahwa kesehatan adalah prioritas dan kegiatan ekonomi adalah keharusan. Pemerintah mencari solusi terbaik dalam menangani covid-19 dan sekaligus melangsungkan kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu gas dan rem kita jaga secara tepat dan dinamis sesuai situasi terkini.Presiden selalu menggunakan strategi gas dan rem ini sejak awal pandemi masuk Indonesia di bulan Maret 2020. Indonesia memiliki strategi yang senantiasa menyeimbangkan akan kesehatan dan ekonomi.
Kasus Covid 19 terus menunjukan trend penurunan, kita sangat optimis tetapi juga kita selalu waspada. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di dunia, Indonesia tidak masuk dalam sepuluh besar jumlah kasus di dunia. Kasus harian terus turun dari puncak di tanggal 15 Juli yaitu 56 ribu kasus menjadi 2.577 kasus pada 13 September 2021. Sebuah penurunan yang sangat tajam.
Prosentase kasus harian kita, 13,6 kasus harian per 1 juta penduduk. Jauh di bawah negara-negara tetangga kita Asean. Tingkat keterisian rumah sakit juga turun, BOR secara nasional kita diangka 13,8 persen dan BOR wisma Atlet yang dulu sempat 92 persen saat ini turun menjadi 7 persen. Per 12 September 2021 positivity rate harian kita di 2,64%. Lebih baik dari dunia di angka 8,34%. Angka kesembuhan 94,03% di atas rata-rata dunia yang 89,59%.
Indonesia termasuk negara yang memiliki penurunan kasus Covid-19 yang sangat cepat. Johns Hopkins University mengukur penurunan Indonesia dalam biweekly changes adalah sebesar minus 57%, menjadi salah satu yang terbaik diantara negara-negara di dunia.
Terkait vaksinasi kalau dihitung dari jumlah orang yang divaksin kita sudah capai 72,76 juta orang atau 34,94%, kalau dilihat dosis yang sudah tersuntik di angka 42,2%. Kita terus tingkatkan vaksinasi, kecepatan vaksinasi, tetapi kita harus waspada, disiplin prokes, pakai masker dulu.
Case fatality rate (CFR) yaitu rasio yang membandingkan berapa jumlah yang meninggal dan kasusu positif, terlihat Indonesia semakin membaik. Tercatat pada awal pandemi sangat tinggi namun kemudian terus menurun, menunjukan penanganan mereka yang terkonfirmasi positif ditangani dengan lebih baik.
Pemerintah telah mengeluarkan sejumlah insentif terhadap dunia usaha. Kementerian keuangan pada tahun 2020 mengalokasikan dana pemulihan ekonomi sebesar Rp 695,2 triliun, dengan realisasi Rp 579,8 triliun. Sedangkan pada tahun 2021 ini sebesar Rp 744,75 triliun dengan realisasi sampai dengan Juli 2021 sebesar Rp 355,5 triliun. Dana tersebut teralokasi untuk keberimbangan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional, untuk mendorong kegiatan ekonomi yang seimbang. Alokasi PEN tahun 2021 setidaknya meliputi lima sektor utama, yakni kesehatan Rp 214,95 triliun, perlindungan sosial Rp187,84 triliun, program prioritas Rp 117,94 triliun, dukungan UMKM dan korporasi Rp161,20 triliun, serta insentif usaha Rp 62,83 triliun.
Pemberlakuan PPKM dengan kriteria level 1 sampai dengan 4 dimaksudkan agar gas dan rem sesuai kondisi setempat dan terkini. Pemerintah melakukan sejumlah uji coba dan membolehkan buka dengan aturan dan protokol yang ketat. Artinya kesehatan adalah utama namun ekonomi juga sangat penting. upaya pembukaan ekonomi secara hati-hati ini dipatuhi bersama masyarakat dan dunia usaha, sehingga ekonomi mulai menggeliat kembali. Presiden mengajak dunia perbankan dan para pelaku usaha untuk segera melakukan ekspansi segera mengucurkan kredit dan segera menggiatkan dunia usahanya.
Pandemi COVID-19 harus dijadikan momentum untuk transformasi ekonomi Indonesia. Pemerintah juga akan terus mendorong pengembangan ekonomi berkelanjutan, yakni green economy dan blue economy. Jadi, selain memulihkan ekonomi juga sekaligus tumbuh secara berkualitas, berkelanjutan, dan merata.
Kita punya peluang tumbuh lebih tinggi potensi pasar ekspor masih terbuka lebar. Mitra dagang kita juga mulai pulih pada kuartal II 2021, China tumbuh 7,9 persen, Amerika Serikat tumbuh 12,2 persen, Jepang tumbuh 7,6 persen, dan India bahkan tumbuh 20,1 persen. Peluang ini harus kita manfaatkan untuk mendorong peningkatan ekspor sebanyak-banyaknya.
Investasi juga akan tumbuh lebih tinggi dengan berbagai reformasi struktural yang banyak memberi kemudahan berusaha. Reformasi perizinan juga sudah mulai berjalan melalui online single submission (OSS) berbasis risiko. Sehingga menciptakan iklim investasi yang semakin menarik dan Presiden mengajak dunia usaha untuk secara sigap memanfaatkan semua peluang ini. Kesehatan masyarakat terjaga dan perekonomian tumbuh secara berkelanjutan dan merata.