(Beritadaerah – Nasional) Saat Training Of Trainer (TOT) Smart Farming bagi widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh pertanian yang berlangsung di Ciawi, Jawa Barat, Selasa (25/1), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan pentingnya penerapan Smart Farming.
Smart farming merupakan platform yang dikonektivitaskan dengan perangkat teknologi seperti handphone, tablet dan sebagainya untuk pengumpulan informasi seperti status harga tanah, kelembaban udara, kondisi cuaca dan sebagainya. Perangkat teknologi informasi tersebut ditanamkan pada lahan pertanian, sehingga akan diperoleh informasi dari lapangan.
Guna meningkatkan kompetensi SDM pertanian untuk menggenjot produktivitas, produksi pertanian yang bernilai jual tinggi hingga ekspor, Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar TOT Smart Farming. Dengan penerapan smart farming dapat membantu petani untuk meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas sehingga menjadi kunci agar sektor pertanian terus eksis di tengah dampak perubahan iklim dan pandemi COVID-19.
“TOT smart farming adalah upaya menembus langit dan ToT ini tidak boleh gagal karena memperlihatkan perubahan paradigma dan transformasi pertanian dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern melalui smart farming. ToT menjelaskan kalau kita masih seperti dulu, kita tinggal tunggu kematian, tidak bisa menjawab tantangan dan tertinggal dalam kehidupan,” kata Menteri Pertanian (Mentan) SYL yang dikutip laman Pertanian, Rabu (26/1).
Saat membuka TOT ini, Mentan SYL menjelaskan mengapa pentingnya penerapan smart farming? karena pertanian saat ini dan ke depannya dihadapkan dengan tantangan besar yakni perubahan iklim dan pandemi COVID-19. Penggunaan teknologi yang smart menjadi solusi, karena membangun pertanian itu tidak boleh berspekulasi.
Terakhir dalam sambutannya, Mentan SYL berharap adanya ToT smart farming dapat lebih masif menarik minat generasi milenial untuk terjun pertanian. Pasalnya, kemajuan pertanian turut didukung generasi milenial karena memiliki semangat berinovasi yang tinggi untuk melakukan cara-cara yang baru terhadap penanganan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menjelaskan teknologi smart farming dikembangkan sebagai salah satu respons adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi saat ini. Smart farming memungkinkan petani memiliki kontrol yang lebih baik terhadap proses produksi, melalui pengelolaan pertanaman dan ternak yang baik dan efisien.
Dedi menambahkan smart farming adalah pemanfaatan produk bio teknologi, antara lainnya di dalamnya ada pemupukan berimbang, penggunaan varietas yang berproduksi tinggi, mekanisasi pertanian, dan pemanfaatan internet of things. Berdasarkan itulah, BPPSDMP menyelenggarakan melaksanakan ToT bagi Smart Farming bagi widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh pertanian.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu