(Beritadaerah-Nasional) Platform pelayanan satu pintu (one stop service) fasilitasi ekspor nonmigas InaExport diluncurkan pemerintah dalam kegiatan bertajuk Soft Launch InaExport di Bogor, Senin (11/04). Kegiatan tersebut merupakan bentuk dorongan transformasi digital dengan mengikutsertakan eksportir dalam platform perdagangan melalui sistem elektronik (e-commerce), acara daring, dan program pameran daring.
“Kementerian Perdagangan mengembangkan InaExport dengan tujuan menjadikannya sebagai platform pelayanan satu pintu (one stop service) fasilitasi ekspor nonmigas untuk menghubungkan dan mempromosikan pelaku usaha atau eksportir Indonesia ke buyer internasional. InaExport menawarkan keuntungan. Tidak hanya membantu penjualan dan penjualan, tapi juga pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk siap menghadapi pasar global,” Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga sampaikan dalam rilisnya, Selasa (12/04).
Keuntungan bagi eksportir Indonesia dapat berupa informasi pelatihan dan informasi terbaru pameran dagang. Selain itu, juga para eksportir berpeluang besar untuk terdaftar dan ditemukan dengan mudah oleh buyer potensial di seluruh dunia.
“Keuntungan bagi buyer yaitu kemudahan mengakses katalog produk dari pemasok Indonesia yang terverifikasi, mengirim inkuiri atau permintaan pembelian hanya dengan satu klik,” Jerry juga tambahkan.
InaExport berusaha memberi kemudahan pengkinian data secara efektif dan efisien. Bersama dengan seluruh perwakilan perdagangan di luar negeri dan jaringan buyer, InaExport bertujuan mendukung kesinambungan bagi pertumbuhan bisnis dalam keadaan yang nyaman bagi kedua belah pihak, demikian Jerry sampaikan.
Sistem InaExport sampai hari ini didalamnya sudah terdapat 11.650 pemasok terverifikasi, 6.121 produk, 534 informasi pasar, 27 kegiatan, dan 48 perwakilan internasional. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah.
Kondisi normal baru (new normal) ini menjadi momentum yang mampu mengakselerasi ekonomi digital di Indonesia yang telah menunjukkan potensi yang cukup besar. Konsumen digital meningkat dari sebelum pandemi 69,5 persen menjadi 79,7 persen pada 2021. Selain itu Jerry juga sampaikan bahwa kontribusi ekonomi digital pada 2021 mencapai Rp632 triliun atau 4 persen dari pendapatan domestik bruto Indonesia. Hal ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat.