Meningkatkan Populasi Penyu di Sumatera Barat

(Beritadaerah- Sumatera Barat) Lewat Program Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil meningkatkan jumlah populasi penyu di Ampiang Parak, Sumatera Barat (Sumbar) .

Kegiatan yang dibuat oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut masuk sebagai 99 finalis Top Inovasi dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tingkat nasional 2022.

Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) menjelaskan dari sisi lingkungan terdapat kenaikan jumlah pendaratan telur penyu pada tahun 2016 ada 319 butir , pada tahun 2020  menjadi 1.790 butir lewat program KOMPAK.

Dilihat dari sisi ekonomi Kawasan Ampiang Parak tumbuh menjadi destinasi wisata dengan jumlah kunjungan rata-rata 1.000-1.500 orang/bulan dan pada saat musim puncak liburan (peak season) meningkat  menjadi 50.000 orang/bulan.

Menteri KP Trenggono saat penilaian wawancara sebagai finalis Top Inovasi Pelayanan Publik dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2022 menjelaskan lewat stimulan yang disampaikan lewat program KOMPAK, pendapatan kelompok meningkat dari Rp6.200.000,- pada 2016 menjadi Rp211.920.000,- di 2019. Dari sisi sosial, program ini mampu mengubah perilaku masyarakat dari hunter (pemburu) telur penyu menjadi penjaga (ranger).

LPPL Ampiang Parak adalah suatu kelompok masyarakat yang fokus kegiatannya pada konservasi khususnya perlindungan dan pelestarian pesisir dan perlindungan jenis (Penyu) di Ampiang Parak, Kab Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Kegiatan KOMPAK yang diberikan oleh KKP sangat  berdampak positif terhadap lingkungan, sosial bahkan peningkatan ekonomi masyarakat.

Trenggono menjelaskan di wilayah Sumatera Barat, kegiatan KOMPAK telah menghidupkan kelompok masyarakat dalam melestarikan pesisir dan laut serta dapat mengubah perilaku sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat lokal secara berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan arah kebijakan KKP yang menjadikan ekologi sebagai panglima dalam pengelolaan pesisir dan laut, konservasi terjaga, rakyat sejahtera.

Selanjutnya Menteri KP Trenggono  menjelaskan kegiatan KOMPAK ini berjalan  untuk membantu program prioritas nasional ke-6 yaitu membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim, sekaligus mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Tujuan ke-14 yaitu melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan.

Dilain pihak tim penilai independen Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Prof. Eko Prasojo memfokuskan cara menggerakkan dan membangun kesadaran masyarakat agar terlibat dalam konservasi ruang laut, serta strategi menjaga keberlanjutan inovasi.

Panelis lainnya Erry R. Hardjapamekas mengatakan bahwa kegiatan KOMPAK sangat baik jika dapat direplikasi di berbagai tempat lainnya. Menteri Trenggono meresponnya dengan mengatakan KOMPAK Ampiang Parak adalah model yang dapat dikembangkan di tempat lain dengan karakteristik yang sama.

KOMPAK merupakan salah satu wujud keberhasilan konservasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan berkelanjutan yang dapat  memberikan  dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat lewat kelompok-kelompok binaan.

Sehingga sangat sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan selama ini yang mendorong kelompok penerima bantuan sebagai garda terdepan dalam membangun sektor kelautan dan perikanan melalui berbagai aksi perlindungan dan konservasi.