Hydropower

Masa Depan Hydropower: Hydropower Tanpa Bendungan

(Beritadaerah-Kolom) Percaya atau tidak, masa depan hydropower sangat cerah, hydropower kini dianggap sama pentingnya dengan batu bara dan gas alam. Terlebih lagi, bendungan pembangkit listrik tenaga air adalah masa depan produksi listrik massal.

Beberapa negara telah menginvestasikan miliaran dolar untuk meningkatkan bendungan dan menggunakannya untuk pembangkit listrik. Menurut Allied Market Research, pasar pembangkit listrik tenaga air global diharapkan mencapai $ 317,8 miliar pada tahun 2027, tumbuh dengan CAGR 5,9% dari tahun 2020 hingga 2027. Lonjakan permintaan listrik dan kecenderungan ke arah energi bersih telah mendorong pertumbuhan pasar.

Tenaga air sejauh ini merupakan sumber energi terbarukan terbesar dan diproyeksikan akan menjadi lebih dominan di tahun-tahun mendatang. Inovasi dan inisiatif pemerintah telah membantu pembangkit listrik tenaga air menjadi menonjol.

Kondisi pembangkit tenaga air saat ini

Saat ini, tenaga air adalah sumber energi terbarukan terbesar di A.S. Selain itu, tenaga air bertanggung jawab atas sekitar 7% dari total produksi energi di negara tersebut. Potensi hydropower yang dapat dimanfaatkan Indonesia sangatlah besar totalnya sungai Indonesia mampu menghasilkan energi listrik hingga 94.476 MW. Jumlah itu bisa dibandingkan kalau untuk rumah saja, 94.476 MW itu sama dengan 94.476.000.000 watt. Kalau satu rumah misalnya 900 VA, atau 1.000 VA berarti 94.476.000 rumah, kira-kira atau 95 juta rumah.

Dari total 94.476 MW potensi energi air di Indonesia, baru sebesar 6.256 MW (data pusdatin ESDM) yang telah dimanfaatkan dan sebesar 88.200 MW belum termanfaatkan.

Kendala yang dihadapi karena terbatasnya ketersediaan data potensi dan informasi energi air yang siap diimplementasi. Kemampuan industri dalam negeri di bidang energi air masih terbatas. Terbatasnya penelitian dan pengkajian terkait dengan pengembangan energi berbasis air terutama dalam menghadapi permasalahan yang terkait dengan kondisi hidrologi serta dampak perubahan iklim. Terbatasnya jumlah dan kompetensi SDM dalam bidang energi air. Terbatasnya kehandalan sistem jaringan PLN. Potensi demand dan potensi pasokan seringkali tidak match, karena pada umumya lokasi demand jauh dari lokasi sumber energi terbarukan. Kurangnya optimalnya dukungan pembiayaan dalam negeri terhadap pengembangan energi air.

Baca juga :Penyederhanaan Regulasi Investasi Hydropower Tantangan Bagi Indonesia

Rencana Pengembangan PLT Energi Terbarukan S.D. 2035 (Grand Energy Strategy)

Hydropower

Sumber : ESDM

Namun, pertumbuhan tahunan pembangkit listrik tenaga air telah berkurang selama beberapa tahun terakhir, karena pertimbangan ulang sumber terbarukan lainnya seperti angin dan matahari karena dampaknya terhadap lingkungan lebih sedikit. Akan tetapi, pembangkit listrik dari penampungan air masih merupakan sumber produksi energi yang paling ekonomis dan dapat diandalkan.

Pembangkit listrik tenaga air sumber energi terbersih

Tenaga air dianggap sebagai baterai besar bangsa di mana kita dapat menyimpan energi dalam bentuk air. Saat ini, energi dari sungai menyumbang seperlima dari pembangkit listrik dunia, dan di masa depan, diperkirakan akan meningkat. Sementara tenaga angin dan matahari semakin penting, biaya pembangkit tenaga air masih lebih rendah.

Meningkatnya kekhawatiran akan menipisnya bahan bakar fosil dan kontribusinya yang besar terhadap polusi dan pemanasan global. Dengan demikian, alternatif seperti pembangkit listrik tenaga air memiliki favorit meskipun sedikit kekurangan yang menyertainya. Sementara pembangkit tenaga air dipromosikan sebagai cara yang bersih untuk menghasilkan listrik, sebenarnya tidak demikian. Pembangkit listrik tenaga air juga mempengaruhi iklim. Selain itu, bendungan membutuhkan baja dan batuan semen yang luar biasa besar yang ditambang dan menyebabkan pencemaran lokal selama konstruksi. Masalah keanekaragaman hayati dan perpindahan penduduk lokal masih menjadi perhatian. Perhatian sosiologis dan ekologis ini adalah tantangan utama untuk pembangkit listrik tenaga air.

Tidak ada keraguan bahwa bendungan pembangkit listrik tenaga air mengganggu masyarakat dan ekosistem karena membatasi pasokan air untuk membuat waduk yang besar. Faktanya, di Amerika Serikat pembangkit listrik tenaga air dengan menggunakan waduk telah memblokir lebih dari 55% habitat untuk ikan. Dengan demikian, para peneliti telah bekerja untuk menemukan jawaban untuk masalah ini dan menghasilkan satu solusi yang mungkin: pembangkit listrik tenaga air yang tidak merusak alam.

Masa depan pembangkit listrik tenaga air: Pembangkit listrik tenaga air yang tidak merusak

Karena pembangkit listrik tenaga air tanpa bendungan tidak membutuhkan waduk atau mengubah aliran sungai sama sekali, teknologi ini menyebabkan dampak ekologis yang lebih sedikit daripada bendungan konvensional. Namun, total pembangkit listrik tenaga air tanpa dam tidak sebanyak pembangkit listrik tenaga air tradisional yang menggunakan dam. Produksi energi tanpa dam tidak dapat diprediksi karena bergantung pada kecepatan aliran sungai, musim, dan variasi dari tahun ke tahun. Tetapi, masa depan pembangkit listrik tenaga air konvensional juga tidak bisa diprediksi lagi.

Pembangkit listrik tenaga air yang tidak merusak alam adalah pembangkit listrik tenaga air run-of-the-river.Teknologi ini menghasilkan listrik dengan memanfaatkan laju aliran alami air alih-alih membangun waduk besar.

Perubahan iklim dan pergeseran pola curah hujan bersama dengan kekeringan kronis telah mempengaruhi produksi pembangkit listrik tenaga air. Dengan demikian, penggunaan pembangkit listrik tenaga air tanpa dam merupakan alternatif yang menarik. Selain itu, teknologi berkelanjutan lainnya seperti penyimpanan yang dipompa, dan aliran baru mencapai pembangkit listrik tenaga air dapat melampaui popularitas cara konvensional pembangkit listrik tenaga air. Terlebih lagi, penggunaan sungai untuk pembangkit energi diharapkan mendapatkan daya tarik di tahun-tahun mendatang.

Hybrid Technology : Memadukan Berbagai Teknologi Energi Terbarukan

Salah satu tantangan pada teknologi run of river adalah pada musim kemarau terjadi debit air yang menurun. Ketika debit air menurun terjadi juga penurunan energi yang dihasilkan. Biasanya hal ini banyak perusahaan swasta penghasil listrik tenaga air akan mengalami penurunan pendapatan. Mereka menjadi tidak ekonomis dalam berbisnis dan biasanya mereka akan menutup usahanya karena tidak memiliki hasil yang imbang dengan biaya modal yang dianggarkan. Kombinasi dengan penghasil energi lain perlu dikombinasikan, misalnya dengan solar energy yang bisa berlimpah pada saat kemarau. Bauran teknologi menjadi salah satu cara agar masalah energi listrik tenaga air bisa diselesaikan.

Bauran energi primer EBT dalam energi mix nasional 9,15% pada tahun 2019 dan kapasitas pembangkit EBT 10,3 GW atau 12,4% dari kapasitas total pembangkit pada tahun 2019 sejumlah 69,1GW. Sekarang ini masih terus diupayakan agar Indonesia melakukan transisi kepada energi terbarukan. Pembangkit listrik tenaga air sekarang dianggap sebagai sumber tenaga yang potensial, hemat biaya, dan terbarukan. Selain itu, menipisnya bahan bakar fosil semakin menambah kebutuhan pembangkit listrik tenaga air.

Baca juga :Tahun 2022 Transisi Renewable Energy Semakin Dipercepat

Meskipun ada beberapa tantangan yang harus diatasi oleh pasar pembangkit listrik tenaga air, peningkatan Litbang untuk menemukan solusi berkelanjutan seperti pembangkit listrik tenaga air tanpa bendungan diharapkan dapat meningkatkan penerapannya secara luas dalam waktu dekat.