(Beritadaerah – Aceh Utara) PT Brantas Abipraya (Persero), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi ini tengah mengebut penyelesaian Bendungan Keureuto di Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara. Datang meninjau ke lokasi proyek, Heru Setiawan yang merupakan Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) I, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan percepatan pengerjaan proyek berjalan dengan baik dan sesuai target penyelesaian.
“Kami optimis Bendungan Keureuto dapat selesai tepat waktu. Memiliki fungsi utama untuk menampung air dari Sungai Krueng Keureuto, nantinya bendungan ini dapat menjadi solusi banjir di Aceh Utara,” ujar Miftakhul Anas Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.
Dikatakan Anas, bendungan yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) ini berkapasitas tampung 215,94 juta per meter kubik serta memiliki tampungan khusus banjir sekitar 30,39 juta meter kubik. Sebagai pengendali banjir, bendungan ini mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun di kawasan Aceh Utara.
Anas menambahkan, Bendungan Keureuto juga akan difungsikan untuk menyediakan air irigasi yang mampu mengairi lahan seluas 9.420 hektar. Sehingga dapat dipastikan kebutuhan air bagi masyarakat di sekitar Bendungan Keureuto dapat terpenuhi. Bukannya tanpa alasan, bendungan ini akan menyediakan air baku dengan kapasitas 0,5 meter kubik per detik.
Di samping itu Abipraya yang merupakan BUMN Karya champion di infrastruktur air khususnya bendungan juga membangun fasilitas yang menjadi nilai tambah Keureuto. Bendungan yang bakal menjadi bendungan terbesar di Sumatera ini nantinya juga dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 6,34 MW. Diharapkan dengan adanya bendungan ini dapat turut menyokong produktivitas irigasi di Aceh Utara dan sekitar.
Sebagai informasi tambahan, selain sedang merampungkan Bendungan Keureuto, Brantas Abipraya juga sedang mengerjakan beberapa proyek bendungan lainnya yang termasuk dalam PSN, lokasinya pun tersebar di tanah air. Diantaranya Bendungan Sepaku Semoi yang merupakan bendungan penopang air baku dan ketahanan pangan di IKN, Kalimantan Timur, bendungan tertinggi di Indonesia yaitu Bendungan Bener yang terletak di Purworejo-Jawa Tengah, Bendungan Semantok di Nganjuk, Jawa Timur yang bakal menjadi bendungan terpanjang se-Asia Tenggara, serta Bendungan Ciawi di Jawa Barat yang merupakan bendungan kering pertama di Indonesia.
Selain memberi nilai tambah untuk daerah sekitar bendungan yang dibangun Brantas Abipraya, karya infrastruktur sumber daya air yang sedang dikerjakan dan telah dirampungkan ini adalah jawaban dari tantangan climate change atau perubahan iklim yang dihadapi saat ini. Seperti diketahui hal ini membuat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau yang berkepanjangan dan curah hujan tinggi yang dapat mendatangkan banjir.
Tak hanya membesut bendungan-bendungan dengan infrastruktur yang unggul, lewat anak usahanya yaitu Brantas Energi, Brantas Abipraya turut mendukung pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia melalui pembangunan dan pengoperasian beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Pembangunan bendungan dan pembangkit listrik menjadi sangat penting, inipun merupakan komitmen Brantas Abipraya selalu hadir untuk Indonesia dalam mempersiapkan infrastruktur guna mendukung Pemerintah dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global. Melalui bendungan kita dapat meningkatkan produktifitas pertanian, memudahkan masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan perekonomian masyarakat,” tutup Anas.