Rumah Layak Huni Warga Pascabencana di Alor NTT Tuntas Agustus 2022

(Berita Daerah-Info Daerah) Rehabilitasi dan rekonstruksi di NTT dan NTB oleh Pemerintah sebagai upaya percepatan penanganan wilayah yang pemukimannya mengalami bencana Badai Siklon Tropis Seroja dan banjir bandang, yaitu dengan membangun Hunian Tetap (Huntap), salah satunya di Kabupaten Alor dibangun 386 unit rumah pemukiman.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjelaskan pembangunan kembali rumah yang rusak dengan dibangun kembali pemukiman yang tangguh terhadap bencana, dengan istilah ‘build back better’.  Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menjelaskan pendekatan kepada masyarakat adalah pembangunan rumah hunian yang lebih baik dan aman dari sebelumnya, tidak dibangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana.

Untuk Provinsi NTT, huntap yang dibangun ada di 6 Kabupaten, yaitu 700 unit di Kabupaten Lembata, 300 unit di Flores Timur (Adonara), Alor 386 unit, Sumba Timur 194 unit, Kota Kupang 173 unit, dan 169 unit di Kabupaten Kupang.  Di Provinsi NTB ada 2 kabupaten, yaitu 107 unit di kabupaten Dompu dan 185 unit di kabupaten Bima.

Khusus di Kabupaten Alor,  progres penyelesaian pembangunan huntap rata-rata diatas 90% seperti yang dijelaskan Kepala Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana di Provinsi NTT dan NTB Kementerian PUPR Widiarto.  Huntap yang dibangun di Kabupaten Alor ada di 5 (lima) desa, ada 2 desa progres 100 %, yaitu di Desa Nulle dan Desa Bunga Bali.  Dan 3 (tiga) desa lainnya progres belum 100%, yaitu 50 unit Desa Tamakh (98,49 persen), 170 unit Desa Kaleb (97,78 persen), dan 53 unit Desa Lalafang (91,23 persen).

Diharapkan seluruh pekerjaan huntap di Kabupaten Alor sudah dapat diselesaikan dan dapat segera dihuni pada bulan Agustus 2022 termasuk pemasangan listrik.  Dukungan hunian masing-masing penerima bantuan berupa rumah tipe 36 yang dibangun oleh Ditjen Perumahan dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).

Direktur Rumah Khusus Ditjen Perumahan Kementerian PUPR Yusniewati menjelaskan prasarana pendukung yang dibangun di kawasan huntap dilengkapi dengan sarana air bersih dan sanitasi (komunal), fasilitas umum dan fasilitas sosial, jalan lingkungan dan drainase, sambungan listrik rumah dan Penerangan Jalan Umum (PJU), dan tempat sampah, yang disiapkan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya.