Walikota Salatiga Sinoeng Pastikan Tidak Ada Pungutan Seragam Sekolah

(Beritadaerah – Salatiga) Penjabat(Pj) Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi memastikan tidak ada pungutan pembelian seragam sekolah di Salatiga. Hal tersebut ditegaskannya saat menindaklanjuti laporan yang masuk ke dalam kanal Matur Mas Wali, terkait seorang seorang siswa sekolah dasar (SD) yang enggan bersekolah selama seminggu lamanya karena belum mempunyai seragam baru.

“Hari ini saya menindaklanjuti laporan yang masuk ke kanal Matur Mas Wali bahwa ada anak yang kemarin disampaikan orang tuanya, namanya ibu Fitri yang belum dapat seragam. Kemudian ada kendala psikologis, mungkin barangkali ada komentar dari sesama orang tua murid karena tidak memakai seragam sekolah sendiri, anaknya kemudian tidak masuk sekolah,” kata Sinoeng usai bertemu dengan orang tua murid di SD Sidorejo Lor 01 Salatiga, Kamis(18/8).

Ibu Fitri merupakan buruh cuci dan pendapatannya seminggu hanya Rp200 ribu. Menurutnya, saat ini suaminya sedang menunggu orang tuanya yang sedang sakit di Kendal. Atas laporan itu, Sinoeng segera menghubungi Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah SD Sidorejo Lor 01 Salatiga.

“Ini soal komunikasi, memang tidak ada pungutan, sekali lagi setelah kita kroscek dan setelah kita konfirmasi kepada Ibu Fitri memang tidak ada pungutan. Akan tetapi para orang tua memang berhimpun dan sepakat secara kolektif dan bareng-bareng untuk membeli seragam tersebut,” terangnya.

Hal tersebut, diakui sudah dikomunikasikan kepada pihak sekolah dengan orang tua murid terkait pengambilan seragam.

“Pada saat seragamnya sudah dibagikan, ternyata masih ada yang belum diambil. Kemudian didatangi proaktif ke rumah, ternyata tidak ada orang karena bapaknya sedang menunggu ortunya di kendal sedangkan ibunya sedang bekerja, dan di rumah adanya neneknya. Sehingga mungkin tidak tersampaikan bahwa ada seragam yang bisa diambil. Ini soal komunikasi dan ini sudah selesai, dan alhamdulilah anaknya yang bernama Gibran sudah sekolah lagi,” ujar Sinoeng.

Menurutnya, membangun komunikasi sangat penting antara orang tua murid, guru, maupun anak-anak yang sekolah.

“Komunikasi ini penting antara orang tua dengan murid, atau paguyuban dari orang tua murid. Jangan sampai yang belum mengambil seragam. Aja dilokke, dikomunikasikan karena kondisi ekonomi masing-masing keluarga berbeda-beda. Saya kira ini empati yang harus kita bangun,” pungkasnya.