(Beritadaerah – Info Daerah) Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sekarang ini sedang mempersiapkan pekerjaan renovasi untuk Bundaran Besar, Palangka Raya. Bangunan yang menjadi ikon di Ibu Kota Provinsi Kalteng itu akan dipoles, dipercantik dan ditata dengan arsitektur modern, dengan tujuan nantinya lebih mempesona bagi siapa saja yang berkunjung dan melihatnya. Oleh sebab itu, banyak sekali orang yang terlihat mengunjungi tempat wisata satu ini baik di pagi hingga malam hari. Hal tersebut karena tempat wisata populer ini sudah semacam simbol bagi Palangka Raya sehingga muncul statement bahwa “jangan mengaku pernah sampai di Palangka Raya jika kamu belum menginjakan kaki di simpang enam tersebut”. Selain itu, Bundaran Besar Palangka Raya yang berbentuk seperti jaring laba-laba ini juga memiliki keindahan yang menakjubkan. Pasalnya terdapat beberapa bangunan unik dan menarik, ditambah lagi sekitar bundaran hits tersebut juga terdapat beberapa tanaman seperti rumput hias, bunga, hingga pepohonan yang membentuk sebuah taman kecil di jantung Kota Palangka Raya.
Tokoh Adat Dayak, Parada L. KDR mengungkapkan, beliauu sangat menyambut baik dan mendukung adanya rehabilitasi atau renovasi bundaran besar tersebut. Hal ini sangat didiukung karena ini merupakan tuntuan dari kemajuan jaman, dan dapat menarik wisatawan juga untuk berkunjung ke Palangka Raya.
Sebaiknya menurut Parada, dalam masterplan renovasi dari bundaran itu, hendaknya jangan merubah nilai-nilai sejarah dan budaya yang selama ini menjadi hal utama dan ciri khas bundaran. Jadi tetap mempertahankan simbol utama, seperti patung dan tugu serta ornamen Dayak yang berada di tengah bundaran. Simbol itu sejauh ini memang menjadi simbolik dan menunjukkan nilai cagar budaya bagi masyarakat Kalteng, jelasnya.
Dijelaskan Parada, bundaran besar bagi masyarakat Kalteng pada umumnya dan Kota Palangka Raya pada khususnya, memiliki nilai sejarah yang turut menyertai berdirinya Kota Palangka Raya.
Bundaran besar itu sendiri berdasarkan sejarahnya merupakan satu kesatuan dari tugu peletakan batu pertama Kota Palangka Raya. Letak bundaran besar itu sendiri persis berada pada sumbu atau jantung Bumi Tambun Bungai (julukkan Kalteng)
“Berdasarkan sejarahnya, sejak pencanangan tugu peletakan batu pertama Kota Palangka Raya, maka bundaran besar saat itu sudah didesain sedemikian rupa dengan sarat makna,” tambah Parada.
Selebihnya Parada yang merupakan Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MD-AHK) Kota Palangka Raya ini mendorong seluruh masyarakat untuk mendukung adanya renovasi Bundaran Besar Kota Palangka Raya tersebut, sebagai bukti turut serta mengusung kearifan lokal masyarakat Dayak Provinsi Kalteng.