(Beritadaerah – Nasional) Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) fokus pada target penyelesaian pembangunan 13 bendungan pada Tahun Anggaran (TA) 2023. Ketiga belas bendungan tersebut antara lain Bendungan Lau Simeme, Bendungan Karian, Bendungan Cipanas, Bendungan Leuwikeris, Bendungan Jlantah, Bendungan Sidan, Bendungan Rukoh, Bendungan Keureuto, Bendungan Tiu Suntuk, Bendungan Temef, Bendungan Pamukkulu, Bendungan Ameroro, dan Bendungan Sepaku Semoi.
Penyelesaian bendungan ini untuk menyediakan air baku, mendukung ketahanan pangan, serta mengembangkan destinasi wisata air. Tiga manfaat itu sekaligus didapat, manakala membangun bendungan. Pemerintah serius membangun bendungan. Sejak 2015, ada 65 buah bendungan yang dirancang dibangun hingga 2024, demi memperkuat ketahanan sumber daya air melalui infrastruktur pembangunan.
Dalam mengejar target tersebut anggaran sebesar Rp6,12 triliun telah dialokasikan dari pagu anggaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Air TA 2023 yang berjumlah Rp41,94 triliun dengan rincian Rp39,42 triliun untuk program ketahanan sumber daya air dan Rp2,52 triliun untuk program dukungan manajemen, demikian yang dikatakan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/9).
“Terkait tambahan anggaran pada program ketahanan sumber daya air di pagu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, yang pertama ada tambahan anggaran sebesar Rp5 triliun difokuskan untuk mendukung target penyelesaian 13 bendungan. Termasuk juga Bendungan Karian yang sumber pendanaanya dari pinjaman luar negeri. Lalu, tambahan yang kedua sebesar Rp1,12 triliun difokuskan untuk pembangunan infrastruktur seperti pembangunan Bendungan Sepaku Semoi yang ditargetkan selesai awal 2023 supaya selanjutnya bisa dilaksanakan impounding dan pada 2024 sudah dapat berfungsi,” kata Jarot.
Pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI, Kamis (1/9/2022), Jarot juga menyampaikan, tambahan anggaran yang kedua dengan nilai Rp1,12 triliun tersebut juga dialokasikan untuk beberapa studi terkait operasional bendungan seperti kajian sempadan, penataan kawasan, serta studi sedimentasi waduk, dan kajian longsoran hulu bendungan.
Pada TA 2023, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga akan melanjutkan 10 pembangunan bendungan lainnya yang alokasinya akan berlanjut ke tahun anggaran berikutnya yang meliputi Bendungan Tiga Dihaji, Bener, Jragung, Marangkayu, Bagong, Bulango Ulu, Budong-Budong, Meninting, Manikin dan Way Apu.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga akan melaksanakan pembangunan jaringan irigasi seluas 6.900 hektar dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 98.700 hektar dengan alokasi sebesar Rp5,83 triliun. Lalu, untuk pembangunan prasarana air baku sebesar Rp2,32 triliun dengan penyediaan air baku berkapasitas 2,6 meter kubik per detik, dan pembangunan 28 unit embung.
Kemudian, pada program Padat Karya Tunai (PKT) pada 2023 akan dialokasikan anggaran sebesar Rp5 triliun yang akan menyerap tenaga kerja sebanyak 353.000 orang pada program P3TGAI dan Operasi Pemeliharaan Infrastruktur Sumber Daya Air berpola padat karya.
Adapun capaian progres keuangan dan fisik pada TA 2022 per 31 Agustus, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah merealisasikan 46,91 persen atau sebesar Rp20,64 triliun, dengan realisasi progres fisik di lapangan sebesar 53,92 persen.