(Beritadaerah – Jakarta) Salah satu sasaran pembangunan dalam mendukung Visi Pembangunan Maritim Menuju Indonesia 2045 adalah membangun dalam bidang ekonomi maritim.
Oleh sebab itu Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menggelar seminar yang bertajuk Ekonomi Maritim Indonesia dan kegiatan ini merupakan menuju peringatan Hari Maritim Nasional 2022 melalui bulan leterasi Maritim.
Menurut Plt. Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Rifky Setiawan, pengembangan ekonomi maritim adalah salah satu kebijakan yang sangat strategis, oleh sebab itu masyarakat sangat perlu memahami tentang konsep ekonomi maritim untuk pembangunan nasional Indonesia.
“Perlu adanya pengertian tentang konsep ekonomi maritim secara integral, komprehensif, dan riil. Oleh karenanya, dalam sesi pertama seminar ini, kita akan mengupas bagaimana konsep dari pembangunan ekonomi kemaritiman dan bagaimana kita mengukur ekonomi kemaritiman ini, sehingga dapat menjadi pendorong dalam pengambilan kebijakan pembangunan nasional Indonesia,” kata Rifky Setiawan, di Bogor, Selasa (6/9/2022).
Seperti yang telah disampaikan oleh Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN, Agus Eko Nugroho bahwa ekonomi maritim memiliki potensi untuk menjadi sumber pertumbuhan baru, untuk memperkuat daya saing dan pengurangan kemiskinan, serta ketimpangan sosial.
Di kesempatan yang sama, pada sesi kedua seminar ini dihadiri oleh Ahli Madya Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler (PREPS) BRIN, Purwanto. Dirinya menyampaikan bahwa nilai PDB kemaritiman Indonesia pada 2020 sebesar Rp1.212 triliun atau 11,31 persen dari PDB Nasional yang mencapai Rp10.722 triliun. NIlai PDB kemaritiman turun sekitar Rp19 triliun dari 2019 yang mencapai Rp1.231 triliun.
“Namun demikian, kontribusi PDB maritim terhadap PDB nasional pada 2020 mengalami peningkatan dari sebesar 11,25 persen pada 2019 menjadi 11,3 persen di 2020. Hal ini menunjukkan bahwa, dalam situasi goncangan seperti pandemi COVID-19, sektor ekonomi kemaritiman mampu menyerap efek gangguan dan menjadi penyangga perekonomian,” jelasnya.
Purwanto juga menambahkan bahwa penetapan target kontribusi maritim sebesar 12,5 persen di 2045. Untuk mencapai hal tersebut, Indonesia membutuhkan adanya peningkatan kapasitas klaster-klaster potensial yang mencakup sektor perikanan, energi baru dan terbarukan berbasis sumber daya kelautan, hilirisasi industri maritim, pengembangan industri bioteknologi kelautan, peningkatan kapasitas pelabuhan dan tol laut nasional maupun internasional.
Pada dasarnya, terdapat tiga klaster strategis yang dapat mendongkrak nilai PDB maritim, yaitu klaster perikanan, energi dan sumber daya mineral, dan pariwisata.
Sektor lainnya mencakup klaster bangunan laut, perhubungan, pertahanan dan keamanan, industri maritim, dan industri bioteknologi. Selain itu, terdapat juga klaster-klaster yang tidak teridentifikasi yang disebabkan, karena memang tidak adanya nilai kontribusi atau belum memiliki kontribusi pada nilai PDB maritim.
Kontribusi ekonomi maritim pada periode satu dekade terakhir terhadap ekonomi nasional menunjukkan pentingnya upaya kebijakan strategis bagi penguatan kedaulatan maritim dan juga menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih tinggi dan inklusif.