(Beritadaerah-Labuan Bajo) PT Pertamina (Persero) bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membuka peluang potensi pasar yang besar melalui kegiatan business matching rantai pasok pelaku UMKM ekonomi kreatif dan industri pariwisata dalam Integrated Industry and Investment (3i) di Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang dinilai sukses dengan meraih potensi transaksi sebesar Rp2,5 Miliar, pada Jumat 9 September 2022.
Komitmen kesepakatan ini melanjutkan kesuksesan penyelenggaraan kegiatan serupa di DPSP Mandalika (29/1/22), dan di DPSP Borobudur (6/6/22) sebagai bagian dari upaya perkuatan rantai pasok sektor pariwisata yang mempertemukan sektor perhotelan dengan UMKM. Di kedua DPSP sebelumnya telah terealisasi transaksi sebesar Rp2,2 miliar untuk Mandalika dan sebesar Rp2,89 miliar di Borobudur, dan hingga saat ini permintaan terus bertambah seiring dengan adanya purchase order baru produk UMKM dari beberapa hotel.
Di Labuan Bajo, business matching diikuti oleh sekitar 70 UMKM dan 20 hotel. Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, business matching kali ini diintegrasikan dengan beberapa kegiatan lain, yaitu coaching clinic, sosialisasi SNI, penyusunan pedoman pelaksanaan standar usaha berbasis risiko, pengurusan dan penyerahan Nomor Induk Berusaha, SNI CHSE serta aksesibilitas terhadap sumber pendanaan melalui Kredit Usaha Rakyat yang diberi tajuk Integrated, Industry dan Investment (3i).
Dalam sambutannya, Henky Manurung, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , mengatakan bahwa meski UMKM mengalami keterpurukkan akibat dari pandemi Covid-19, tetapi , dengan memanfaatkan peluang yang ada serta terus melakukan inovasi, UMKM kembali bisa bangkit. Saat ini Kemenparekraf mengoptimalkan program bagi UMKM melalui kegiatan Integrated, Industry dan Investment (3i).
Dalam rangkaian kegiatan Business Matching, para pelaku UMKM sebelumnya telah mendapatkan pembekalan pelatihan, berupa public speaking, coaching dan mentoring serta teknik negosiasi, agar ketika berhadapan langsung dengan para potential buyer dapat mempresentasikan produknya dengan baik.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh Harvard Business Review, 79% pelanggan mengatakan pertemuan tatap muka adalah cara paling efektif untuk menjual produk ke klien baru, dan 89% setuju bahwa deal business membutuhkan pertemuan tatap muka.
Salah satu Mitra Binaan yang hadir dalam acara temu bisnis ini adalah EXO Coffe, produk yang di tawarkan berupa kopi dengan jenis Robusta dan Juria. Bastian, yang merupakan pemilik EXO Coffe merasa sangat antusias untuk mengikuti Business Matching ini karena bisa langsung menawarkan produknya kepada potential buyer.
Dengan berakhirnya Business Matching hari ini, di harapkan akan membuka peluang kerja sama lainnya. Kepercayaan yang di berikan oleh para potential buyer kepada produk lokal untuk memenuhi kebutuhan usahanya, sekaligus turut membantu mengampanyekan kecintaan terhadap produk karya anak bangsa.