Nusa Tenggara

Laju Pertumbuhan Ekonomi Pulau Nusa Tenggara

(Beritadaerah-Kolom) Peran pemerintahan Kabupaten/Kota dalam proses pembangunan di Indonesia menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah pusat, DPR/DPRD maupun masyarakat. Hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah kemampuan pemerintah daerah (pemda) dalam menyelenggarakan aktivitas di wilayahnya. Hal tersebut erat kaitannya dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Dengan kata lain, bagaimana pemda dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan pendapatan daerahnya, dan mengalokasikannya untuk kesejahteraan masyarakat.

Dalam tulisan ini akan disampaikan pendekatan Tipologi Klassen menggambarkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita. Tipologi klassen dapat digunakan untuk melihat kesenjangan antar kab/kota. Tipologi Klassen ini membagi wilayah menjadi 4 (empat) kuadran dengan karakteristik yang berbeda-beda. Garis pemisah yang membagi kedudukan dari tiap-tiap kab/kota menjadi empat kuadran tersebut adalah laju pertumbuhan PDRB provinsi sebagai garis horizontal dan PDRB per kapita provinsi sebagai garis vertikal. Dengan cara pengelompokan seperti itu, secara sederhana dapat diketahui performance ekonomi berdasarkan PDRB perkapita dan laju pertumbuhan PDRB di provinsi.

Daerah-daerah yang masuk ke dalam klaster pertumbuhan PDRB tinggi dan PDRB perkapita tinggi (kuadran I) termasuk daerah yang memiliki kinerja ekonomi yang sangat baik, karena memiliki karakteristik maju dan cepat tumbuh. Biasanya daerah-daerah ini merupakan daerah yang mempunyai potensi pembangunan sangat besar dan telah dimanfaatkan secara baik untuk kemakmuran masyarakat setempat.

Daerah-daerah yang terletak dalam kuadran II termasuk daerah yang relatif maju.Daerah-daerah yang masuk ke dalam kuadran III memiliki kinerja ekonomi cukup baik karena memiliki laju pertumbuhan yang tinggi.Daerah-daerah yang termasuk dalam kuadran IV adalah daerah-daerah yang secara ekonomi tertinggal, baik dari segi pertumbuhan ekonomi mau- pun PDRB per kapita. Dengan kata lain, daerah-daerah dalam kategori ini adalah daerah yang kurang baik keadaannya dibandingkan dengan daerah lain di provinsi setempat.

Nusa Tenggara Barat

Tiga kabupaten/kota penyumbang terbesar perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Lombok Timur, dan Kota Mataram. Total peranan dari ketiga kabupaten/kota tersebut pada tahun 2017 dan 2021 masing-masing adalah sebesar 46,58 persen dan 45,81 persen.

Dalam kurun waktu 2017-2021, struktur perekonomian Kabupaten Lombok Timur didominasi oleh Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sedangkan Kabupaten Sumbawa Barat didominasi oleh Pertambangan dan Penggalian. Sementara itu, Kota Mataram didominasi oleh Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.

Selama tahun 2017-2021, terdapat 6 kabupaten/kota yang mengalami peningkatan peranan terhadap perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat. Peningkatan peranan terbesar dialami oleh Kabupaten Lombok Timur. Peningkatan itu disebabkan oleh peningkatan produksi Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.

Peranan PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat (persen), 2017 dan 2021

Nusa Tenggara

Sumber : BPS

Sementara itu, terdapat 4 kabupaten yang mengalami penurunan peranan antara tahun 2017 dan 2021. Kabupaten Sumbawa Barat adalah kabupaten yang peranannya menurun paling besar. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya produksi Pertambangan dan Penggalian yaitu penurunan produksi konsentrat tembaga pada tahun 2021 dibanding tahun 2017.

Posisi Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Menurut PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan, 2017 dan 2021

 

Nusa Tenggara 

Sumber : BPS

Pada tahun 2017 terdapat 3 kabupaten/ kota yang tergolong ke dalam kelompok laju pertumbuhan PDRB tinggi dan PDRB perkapita tinggi, yaitu Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Dompu. Namun, pada tahun 2021 Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Dompu berpindah ke kelompok laju pertumbuhan PDRB rendah dan PDRB perkapita tinggi (kuadran II) dan hanya Kota Mataram yang tetap berada pada kelompok kuadran I.

Nusa Tenggara Timur

Sebagai ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang merupakan wilayah yang memberikan kontribusi terbesar. Tahun 2021, peranan Kota Kupang pada perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 21,96 persen, sedangkan tahun 2017 sebesar 22,43 persen.

Peranan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (persen), 2017 dan 2021

Nusa Tenggara

Sumber : BPS

Sementara itu, peranan kabupaten/kota lainnya relatif tidak terlalu besar pera nannya (kurang dari 8 persen). Pada tahun 2021, sebesar 54,05 persen perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur dihasilkan dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; serta Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.

Dari 22 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat 15 kabupaten/ kota yang mengalami peningkatan peranan terhadapa total perekonomian Nusa Tenggara Timur. Peningkatan pera nan terbesar terjadi pada Kabupaten Belu dan Manggarai Timur.

Sebaliknya, 7 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan      peranan         terhadap perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur, dimana kabupaten/kota yang penurunannya paling besar terjadi pada Kota Kupang.

Pada tahun 2017, Kota Kupang masuk kategori daerah yang paling maju karena memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi dan PDRB perkapita terbesar diikuti oleh Kabupaten Belu, Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Ngada. Kabupaten Kupang dan Ende masuk kategori daerah yang relatif maju.

Posisi Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Menurut PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan, 2017 dan 2021

 

Nusa Tenggara 

Sumber: BPS

Pada tahun 2021, Kabupaten Kupang satu – satunya Kabupaten yang masuk kategori daerah paling maju sedangkan Kota Kupang, Kabupaten Belu dan Sumba Timur yang sebelumnya masuk kategori daerah paling maju berubah menjadi daerah dengan kategori relatif maju.

Terdapat lima belas daerah yang tergolong ke dalam kelompok laju pertumbuhan rendah dan PDRB perkapita rendah pada tahun 2021, yaitu Kabupaten Alor, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Kabupaten Timur Tengah Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sikka, Kabupaten Malaka, Kabupaten Lembata, Sabu Raijua, Sumba Barat Daya, Manggarai Barat, Sumba Barat, Manggarai Barat dan Flores Timur.