(Beritadaerah – Jakarta) Menteri Luar Negeri (Menllu) RI Retno Marsudi menyatakan di pertemuan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) ke-77 di New York, Amerika Serikat, Kamis (22/09/2022) mengenai sangat pentingnya pasokan pupuk dunia untuk mengatasi krisis pangan.
“Jika kita gagal mengatasi masalah pupuk, situasi pangan akan memburuk, khususnya terkait beras. Dan masalah beras itu berkaitan dengan 2 miliar manusia,” kata Menlu Retno, seperti dilansir laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Jumat (23/9/2022).
Menlu RI juga membahas persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 November 2022 di Bali. Beliau menuturkan bahwa dunia menumpukkan harapan pada G20 sebagai katalis pemulihan ekonomi global, dan G20 harus dapat memenuhi harapan tersebut.
Negara MIKTA sangat diharapkan untuk dapat mendukung keberhasilan G20, terutama KTT 20 di Bali pada November yang akan datang, dan harus dipastikan KTT dapat menghasilkan concrete deliverables yang berisi komitmen untuk menjawab tantangan global,
Menlu Retno juga mambahas mengenai situasi warga Rohingya yang tak juga membaik sampai sekarang , bahkan cenderung memburuk. Sejumlah 1,1 juta warga Rohingnya terperangkap di Cox Bazaar, Bangladesh, dan sangat rentan menjadi korban perdagangan manusia dan radikalisme.
Usaha untuk menyelesaikan isu ini dipersulit oleh situasi di Myanmar yang juga tidak mudah karena tidak ada kemajuan dalam penerapan 5 Poin Konsensus.
Sehubungan dengan isu perlindungan sosial yang menjadi topik pertemuan, Menlu RI menekankan pentingnya memperluas cakupan perlindungan sosial di tingkat nasional dan memperkecil kesenjangan cakupan jaminan sosial antar negara.
Pada pertemuan tersebut, para Menlu MIKTA menekankan lagi komitmen MIKTA sebagai middle-power untuk berikan kontribusi konkrit dalam mengatasi krisis kemanusiaan di beberapa negara, khususnya untuk membantu meningkatkan social protection untuk antisipasi krisis dunia di masa depan.