(Beritadaerah – Palembang) Pemerintah Kota Palembang menggelar event yang berbeda yaitu pasar digital. Acara ini dipusatkan di halaman kantor Kecamatan Sako, ini berlangsung dua hari, mulai hari ini, Senin (26/9/2022) dan esok.
Seperti namanya, transaksi di pasar digital ini menggunakan aplikasi QRIS. Dengan menggunakan QRIS, semua pembeli akan mendapat diskon.
Asisten III Pemkot Palembang, Zulkarnain, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk untuk menstabilkan harga akibat naiknya BBM, serta memperkenalkan atau mempromosikan pada masyarakat tentang digitalisasi. Dimana program digitalisasi ini juga ada di peraturan Pemerintah nomor 59 tentang digitalisasi terkait pembayaran.
“Ini salah satu cara yang baik juga untuk mengurangi kontak langsung, karena tidak ada yang mengetahui apakah ada virus pada barang yang kita sentuh terutama uang. Dengan adanya digitalisasi ini akan lebih praktis dan efisien, kita dapat bertransaksi lebih cepat dan aman, tidak perlu membawa uang lagi di dompet. Selain itu, upaya ini untuk meminimalisir inflasi.
“Inflasi itu kan, duit beredar barang tidak ada, atau barangnya ada tapi tidak terjangkau, sehingga itulah yang menimbulkan inflasi. Makanya produk yang kita jangkau, harganya kita stabilkan,” kata Zulkarnain.
Acara pasar digital ini dihadiri banyak pengunjung. Dengan memakai QRIS, pembelian dapat diskon. Barang yang dijual beragam. Untuk beras harganya Rp 40 ribu per 5 kg. Minyak sayur Rp 12.500 per kilogram dan lain-lain.
“Selisi harganya sekitar 5000-6000-an dari harga pasaran,” ujar Zulkarnain.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Palembang, Raimon Lauri, mengatakan, kenaikan BBM berdampak pada ongkos kirim dari barang itu sendiri.
“Dari pantauan kami di pasar induk jakabaring, harga tetap stabil tetapi ongkosnya ini yang naik. Tapi kenaikan itu sepertinya ditanggung oleh distributor,” katanya.
Lebih lanjut dirinya menerangkan, jika ongkos kirim pasca kenaikan BBM mencapai Rp 5,5 juta untuk pengiriman dari luar Kota.
“Kita contohkan seperti pengiriman bawang merah, dari brebes ke Palembang yang ongkosnya Rp 4 juta jadi 5,5 juta itu ditanggung distributor. Harga tetap dijual seperti yang sebelum kenaikan BBM,” terangnya.
Raimon menjelaskan, tujuan digelarnya pasar murah digital ini juga sekaligus mensosialisasikan Elektronik Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD)
“Tujuannya mensosialisasikan ETPD, jadi mensosialisasikan layak menggunakan digital salah satunya QRIS. Jadi masyarakat dapat bertransaksi menggunakan non tunai. Tujuan selanjutnya dalam rangka menstabilkan harga bahan pokok agar tidak naik lagi. Setelah ini kita lihat dulu ada program lanjutan atau tidak, nanti akan kita buat di setiap kecamatan,” Raimon menerangkan.
Raimon juga menjelaskan, jika khusus beras harus menggunakan QRIS karena bersubsidi. Dan jika ada yang tidak memiliki smartphone, maka akan didampingi oleh pihak terkait.
“Semua QRIS bisa. Pokoknya kalau yang tidak ada maka akan ada pendampingan seperti dari bank atau dari Bulog langsung,” Raimon menerangkan.
Camat Sako, Amiruddin Sandy, mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Palembang karena telah memilih Kecamatan Sako sebagai tempat pertama diadakannya pasar murah digital tersebut.
Untuk Kecamatan Sako,b sudah menyiapkan 1 stand, dan ada belasan UMKM serta ada bank terkait seperti BI dan Bank Sumsel.
Sebelumnya sudah disiapkan sejak hari Kamis lalu, tenda juga sudah dipasang. Jadi telah disosialisasikan kepada masyarakat, bahwa event ini akan diadakan 2 hari, dan baru pembukaan sudah ratusan transaksi menggunakan QRIS.