Tingkatan Kualitas Layanan, ASDP Kolaborasi dengan Mitra Kerja

(Beritadaerah – Merak) Dalam peningkatan kualitas layanan penyeberangan dan pelabuhan, PT ASDP Indonesia Ferry (persero) siap berkolaborasi dengan para mitra kerja terkait, khususnya di lintasan tersibuk Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk demi kelancaran pada periode Libur Natal dan Tahun Baru 2022-2023 mendatang.

Disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan PT ASDP Indonesia Ferry (persero) Shelvy Arifin, bahwa pihaknya menjadikan layanan angkutan Lebaran 2022 lalu sebagai lesson learned, dan telah disiapkan strategi sejumlah poin penting yang menjadi perhatian, terkait layanan pelabuhan, kapal, serta aspek keselamatan yang menjadi prioritas. Selain itu juga ada kelancaran arus penumpang dan kendaraan, termasuk layanan e-ticketing Ferizy yang saat ini memang baru bisa diakses 100 persen di Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk.

Tahun ini merupakan tahun ketiga dari implementasi layanan e-ticketing Ferizy sejak diluncurkan pada 2020. Layanan e-ticketing Ferizy bertujuan untuk mengatur keseimbangan antara kapasitas angkut dengan permintaan penumpang di setiap pelabuhan sehingga penumpang yang akan menyeberang sesuai dengan kapasitas yang ada di waktu tertentu.

Selain itu, pembelian e-ticketing Ferizy telah terkoneksi langsung dengan aplikasi PeduliLindungi sehingga dapat memastikan pengguna jasa telah sesuai dengan ketentuan persyaratan menyeberang, serta dengan melakukan pembelian tiket online, pencatatan manifest terkait hak asuransi semakin akurat.

“Sejak implementasi Ferizy pada 2020, ASDP telah mengatur jumlah penumpang yang datang ke pelabuhan sesuai dengan kapasitas angkut per jam dan per hari nya. Artinya, kendaraan dan penumpang hanya diperbolehkan masuk ke pelabuhan (check in) sesuai dengan waktu yang telah dipilih saat membeli tiket, yang mana selanjutnya pengguna jasa akan naik ke kapal dengan sistem atau mekanisme first in first out (FIFO) setelah proses Check In,” jelas Shelvy yang dikutip laman Infopublik, Minggu (25/9).

Data menyebutkan, sebelum implementasi Ferizy, pengguna jasa ferry cenderung menyeberang di malam hari dengan perbandingan 61 persen di malam hari, dan 39 persen di siang hari, dimana hal tersebut membuat produksi di malam hari berada di atas kapasitas muat rata-rata kapal yang berakibat terjadinya antrian di pelabuhan.

Setelah Ferizy diimplementasikan pada Lebaran 2022 yang lalu, karakteristik pengguna jasa yang dominan menyeberang di malam hari berhasil disebar secara merata melalui pembatasan kuota dengan persentase 42 persen di malam hari, dan 58 persen di siang hari (Merak), dan persentase 49,7 persen di malam hari, dan 50,3 persen di siang hari (Bakauheni).

Secara data di atas dapat disimpulkan bahwa secara data reservasi tiket customer sudah tersebar merata di setiap jamnya sesuai dengan jadwal yang dipilih oleh pengguna jasa, dan kapasitas angkut alat produksi di pelabuhan (flattening the curve).