(Beritadaerah-Nasional) Pascagempa yang terjadi pada Senin 21/11/2022 perhatian terus mengalir ke Cianjur, Jawa Barat. Sejumlah kalangan datang dan memberi bantuan. Salah satunya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Perumahan siap membantu relokasi warga terdampak gempa. PUPR meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur menyiapkan sejumlah alternatif lokasi.
Hal ini diperlukan karena Kementerian PUPR bisa membangun rumah tahan gempa untuk masyarakat agar bisa tinggal di lokasi yang aman serta hunian yang nyaman pasca bencana.
Pihak Kementerian PUPR mengharapkan Pemkab Cianjur bisa segera menetapkan kawasan yang siap bangun sehingga bisa dibangun rumah tahan gempa untuk masyarakat demikian dikatakan Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto,
Titik lahan relokasi merupakan kewenangan pemerintah daerah sebagai pemilik otoritas wilayah sehingga lebih tahu lokasi serta tata ruang wilayah yang bisa digunakan untuk hunian. Kementerian PUPR juga akan berkoordinasi dengan BNPB, Badan Geologi dan BMKG untuk mengecek alternatif lokasi yang bisa digunakan untuk relokasi rumah masyarakat terdampak bencana.
Sehinga perlu adanya pengecekan terlebih dahulu apakah lokasi tersebut aman dan layak untuk dibangun bangunan untuk hunian maupun infrastruktur dasar pendukung lainnya.
Beberapa contoh pembangunan hunian pasca bencana ada di Palu, Sulawesi Tengah dan Lumajang, Jawa Timur sehingga masyarakat bisa segera memiliki hunian tetap dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).
Pada dua lokasi tersebut, Kementerian PUPR bisa segera membangun ribuan rumah tahan gempa dalam jangka waktu tidak terlalu lama. Di Lumajang misalnya ada sekitar 1.951 unit rumah yang dibangun dalam waktu 3 – 4 bulan dengan RISHA karena pemerintah daerah sudah menetapkan lokasi relokasi.
Konsep pembangunan rumah yang akan diusung Kementerian PUPR adalah built back better atau membangun dengan lebih baik dan hal itu it’s a must serta menjadi keharusan karena masyarakat memerlukan perhatian khusus dalam penyediaan hunian pasca bencana. Proses penanganan bencana juga tidak boleh kehilangan golden time sehingga masyarakat tidak terlalu lama tinggal di tempat relokasi sementara yang kondisinya tidak layak dalam jangka waktu yang cukup lama.
Tim Kementerian PUPR sudah melakukan survey dan identifikasi rumah masyarakat yang rusak dengan aplikasi Rumah Terdampak Bencana (Rutena) sehingga dapat diketahui kira-kira berapa rumah yang rusak ringan, sedang dan berat. Kami juga akan melihat alternatif lahan Pemda dan berkoordinasi dengan Lurah dan Camat setempat apakah lokasi yang disiapkan nanti bisa memungkinkan dibangun bangunan atau tidak