(Beritadaerah – Nasional) Pemerintah Republik Indonesia (RI) mendapatkan kucuran dana siklus ke delapan fasilitas lingkungan global atau Global Environment Facility (GEF-8), melalui System for Transparent Allocation of Resources (STAR) sebesar US$103,65 juta (sekitar Rp1,57 triliun) pada 2023. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong, dalam keterangan resminya terkait National Dialogue Indonesia (NDI) di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, pada Senin (16/1).
“Saya mengapresiasi GEF karena telah memberikan kepercayaan kepada Indonesia dengan mengalokasikan STAR terbesar pada siklus ke-8, hingga mencapai US$103.65 juta. Saya menyakini bahwa pelaksanaan dialog nasional itu sangatlah tepat dalam rangka memastikan keterlibatan aktif para pemangku kepentingan sejak tahap awal GEF-8 periode 2022-2026,” kata Wamen Alue Dohong.
Kegiatan itu merupakan lanjutan dari pelaksanaan Asia & Pacific Regional Workshop – Global Environment Facility (GEF) siklus ke-8 periode 2022-2026 pada 10-12 Januari 2023 yang lalu yang bertujuan untuk memfasilitasi stakeholders Indonesia.
Wakil Menteri LHK mengatakan, alokasi dana GEF-8 itu akan terbagi dalam tiga Focal Area, yaitu keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan degradasi lahan.
Dana itu juga akan diimplementasikan untuk menjalankan berbagai komitmen tingkat nasional terkait isu lingkungan hidup, sebagai tindaklanjut kesuksesan Indonesia saat menjadi tuan rumah G20 yang menghasilkan G20 Bali Leaders Declaration pada November 2022 lalu.
Menurut Wamen Alue Dohong, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengintegrasikan dan mempercepat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah pengelolaan dan pemanfaatan dana lingkungan hidup yang terintegrasi.
Selain itu, katanya, juga dilakukan upaya memperkuat aksi bersama, baik antar instansi pemerintah, pemerintah daerah, pihak swasta dan mitra pembangunan. Indonesia sudah menjalankan program konservasi keanekaragaman hayati, pengurangan degradasi lahan, penghapusan penggunaan bahan perusak ozon, dan pengendalian dampak perubahan iklim.
Sementara itu CEO Global Environment Facility (GEF) Carlos Manuel Rodriguez memberi apresiasi pada Indonesia atas keberhasilan dalam pengelolaan dana GEF. Implementasi dana GEF di Indonesia yang didasarkan pada evaluasi yang dilakukan tidak hanya oleh pihak GEF, namun juga oleh pihak luar lainnya. Indonesia masuk dalam lima besar negara yang mampu memberikan dampak dan hasil secara nyata. Hal ini didukung oleh kebijakan politik di Indonesia yang terus melakukan pengembangan pada aspek sumber daya manusia.