(Beritadaerah – Batang) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang berencana untuk mematenkan tanaman pisang tanduk gebyar sebagai tanaman identitas daerah. Varian tersebut dinilai memiliki harga jual yang bagus, sehingga mampu menekan angka inflasi daerah sekaligus menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, pada acara penanaman pohon pisang tanduk gebyar, di lahan milik Kodim 0736/Batang, Desa Tragung, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (18/1).
“Pisang tanduk gebyar ini merupakan tanaman identitas Batang, yang ke depan akan kami patenkan. Apalagi sudah ada di E-Katalog, jadi dikenal di kancah nasional,” kata Lani yang dikutip laman Jatengprov, Kamis (19/1).
Ditambahkan, pangsa pasar pisang tanduk gebyar bahkan tidak hanya di Batang, tetapi telah merambah ke kabupaten/kota tetangga.
Sekretaris Dispaperta Batang, Sutadi menerangkan, untuk mengoptimalkan lahan, masyarakat bisa menanam tanaman sela di antara pohon pisang tanduk. Jarak tanam antarpohon pisang agak lebar. Di sela-sela tanaman akan ditanami kacang koro pedang yang bisa dipanen 3 bulan ke depan.
Menurutnya, pisang tanduk gebyar memiliki nilai ekonomi tinggi. Harga di pasar nasional mencapai Rp4 ribu per kilogram. Satu pohon bisa menghasilkan 20 kilogram. Jika dikalikan 1.000 pohon, artinya bisa meraup untung sebesar Rp80 juta.
Sementara itu, Dandim 0736/Batang, Ahmad Alam Budiman, mengatakan, pihaknya memprogramkan penanaman seribu pohon pisang di lahan milik Kodim, seluas empat hektare. Ditambahkan oleh Ahmad bahwa hari ini baru ditanam 1 hektare. Ke depan akan dilakukan pembukaan lahan lagi. Lahan Kodim itu masih luas, namun harus dilakukan pembabatan, karena banyak ditumbuhi tanaman yang tidak diharapkan.