Pemerintah Terus Menjaga Stabilitas Harga Kebutuhan Masyarakat

(Beritadaerah – Jakarta) Dalam rangka menjaga stabilisasi harga serta membantu masyarakat, Pemerintah juga telah menyalurkan bantuan sosial pangan kepada 21.353 keluarga penerima manfaat di 515 wilayah dalam periode Maret-Mei 2023. Selama Ramadan dan Idulfitri 2023, Pemerintah dan juga otoritas terkait akan terus memperkuat sinergi komunikasi kebijakan untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat, sehingga tetap terkendali. Demikian yang disampaikan oleh enteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (4/4).

“Pemerintah dan Bank Indonesia melalui TPIP dan TPID juga akan terus bersinergi menjaga inflasi dalam rentang sasaran. Hal itu diharapkan menjadi fondasi kuat untuk perekonomian nasional di 2023,” kata Airlangga.

Airlangga menuturkan, kinerja impresif industri manufaktur Indonesia terus ditunjukkan dengan berada di level ekspansif selama 19 bulan berturut-turut. Sementara itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2023 mencapai level 51,9 dan tercatat naik dari posisi bulan lalu yang sebesar 51,2 serta merupakan level tertinggi sejak September 2022.

Hal itu diperkuat dari rilis S&P Global PMI yang menyatakan bahwa kuatnya laju permintaan dalam negeri di Indonesia terus menopang penguatan aktivitas manufaktur. Aktivitas perusahaan menunjukkan peningkatan signifikan dalam hasil produksi, pesanan baru, pembelian, serta perbaikan dari sisi ketenagakerjaan. Hal itu sekaligus memperlihatkan kepercayaan bisnis terhadap prospek ekonomi Indonesia juga semakin tinggi.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah merilis data realisasi inflasi Indonesia yang pada Maret 2023 tercatat sebesar 4,97 persen (year on year/yoy). Realisasi tersebut lebih rendah dari Februari 2023 yang sebesar 5,47 persen (yoy), tetapi lebih tinggi dibandingkan inflasi Maret 2022 sebesar 2,64 persen (yoy).

Airlangga juga menjelaskan secara bulanan, inflasi Maret 2023 tercatat sebesar 0,18 persen (month to month/mtm). Angka tersebut relatif terkendali mengingat bulan ini sudah memasuki bulan Ramadan. Artinya pasokan di level konsumen masih aman dan distribusi tidak terganggu.

Berdasarkan komponen, inflasi harga diatur pemerintah (Administered Prices/AP) mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm) sehingga tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 11,56 persen (yoy). Inflasi AP terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara, bensin, dan rokok kretek filter.

Sementara itu, inflasi harga pangan bergejolak (Volatile Food/VF) tercatat mengalami inflasi sebesar 0,29 persen (mtm) atau 5,83 persen (yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi VF bulan ini (mtm) adalah beras dan cabai rawit dengan andil masing-masing 0,02 persen, namun tekanan inflasi VF masih dapat terbantu dengan penurunan harga bawang merah dan cabai merah.