Jaringan Irigasi Salamdarma di Indramayu Dilakukan Modernisasi

(Beritadaerah – Indramayu) Proyek Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi Salamdarma yang berada di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat dengan nilai kontrak sebesar Rp14,52 miliar digarap oleh PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). Dalam keterangan persnya, Vice President of Corporate Secretary WSBP, Fandy Dewanto menyampaikan pada proyek ini, WSBP menyuplai menyuplai produk beton lining sebanyak 7.000 batang dan sloof sebanyak 3.500 batang dari Plant Subang, Plant Sadang, dan Plant Karawang.

Selain suplai produk, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga mengerjakan konstruksi pemancangan di jaringan irigasi. Sloof merupakan produk precast bersama dengan lining yang merupakan suatu kesatuan yang berfungsi sebagai penahan dinding tanah pada proyek infrastruktur antara lain jalan, saluran, dan lain-lain.

“Saat ini WSBP memiliki dua tipe produk sloof. Keduanya mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi yang sama (Panjang: 1,4 meter (m), Lebar: 0.4 m, dan Tinggi : 0.5 m),” kata Fandy yang dikutip laman Infopublik, Sabtu (24/6).

Menurut Vice President of Corporate Secretary WSBP, perbedaan pada dimensi torehan akan disesuaikan dengan kondisi kemiringan tanah pada masing-masing proyek. Hingga saat ini, total progress produksi pemenuhan order produk sloof dari ketiga plant tersebut sebesar 59 persen dan produk terkirim mencapai 46,31 persen dan produksi lining mencapai 56,17 persen, dengan jumlah yang sudah terkirim mencapai 43,2.

“Kami targetkan selesai seluruh proses suplai pada Tri wulan II tahun 2023 (TW III/2023),” kata Fandy.

Fandy menyatakan bahwa WSBP memiliki keunggulan sebagai supplier proyek-proyek infrastruktur yang didukung dengan kemampuan plant-plant milik WSBP yang tersebar di wilayah Indonesia.

Terkait pengerjaan konstruksi, WSBP mengerjakan konstruksi pemancangan produk Concrete Corrugated Sheet Piles (CCSP) sebanyak 1.035 batang dengan menggunakan metode drop hammer. Metode ini dipilih karena mudah dalam mengoperasikannya dalam proses pemasangan pondasi. Saat ini progress produksi dan pengiriman CCSP diklaim sudah mencapai 100 persen.

Lebih lanjut Fandy mengatakan, metode drop hammer digunakan karena merupakan salah satu alat pancang yang menggunakan double drum. Sementara itu, crawler crane yang merupakan palu berat  telah diletakkan pada ketinggian tertentu di atas tiang.Palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai bagian atas tiang.