(Beritadaerah-Nasional) Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung, mengemukakan empat kisah sukses Indonesia yang mencerminkan dampak positif dari inklusi keuangan digital, dalam International Symposium Digital Financial Literacy Program To Promote Digital Financial Inclusion For Sustained Economic Growth yang merupajkan bagian ASEAN Fest 2023 pada Selasa (22/8/2023).
ASEAN Fest yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) di Jakarta Convention Center (JCC) pada 22-25 Agustus 2025, merupakan side event dari ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AMFGM) kedua tahun 2023.
Juda Agung menyebutkan, pertama, dampak dari adanya e-commerce yang telah memperluas akses pemasaran erta mendorong kewirausahaan dan meningkatkan produktivitas UMKM.
Kedua, pembayaran digital antara lain introduksi dari QRIS oleh BI dan solusi mobile payment, yang telah meningkatkan efisiensi transaksi UMKM, mengurangi ketergantungan kepada uang tunai, dan memperluas basis pelanggan.
Kisah sukses ketiga adalah fintech lending yang telah membantu UMKM Indonesia mengatasi kendala pembiayaan dan mendorong ekspansi usaha.
Keempat adalah pembukuan dan akunting secara digital antara lain melalui introduksi SIAPIK (Sistem Informasi Aplikasi Informasi Keuangan) oleh BI yang telah memungkinkan UMKM untuk menyusun laporan keuangan terstandar secara mudah dan aman melalui media digital.
Dengan peran penting literasi keuangan digital terebut, Deputi Gubernur Juda menyampaikan tiga strategi untuk memperkuat literasi keuangan digital. Strategi itu adalah pertama, terciptanya kerangka kerja literasi keuangan digital yang masif, terstruktur dan targeted. Kedua, memperkuat perlindungan konsumen, dan ketiga, sinergi dan kolaborasi secara pentaheliks antara pemerintah, regulator, penyelenggara jasa keuangan, akademisi dan masyarakat umum.
Sebelumnya, Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan literasi keuangan digital masyarakat masih perlu ditingkatkan. Friderica mengatakan literasi masyarakat masih rendah.
“Literasi keuangan saat ini baru mencapai 49,6 persen dan literasi digital baru sekitar 3,5 dari skala 1 sampai 5,” ucap Friderica.