(Photo: Infopublik)

Provinsi NTB Diharapkan Jadi Percontohan Dalam Mengatasi Perubahan Iklim

(Beritadaerah-Nasional) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diharapkan menjadi salah satu daerah percontohan dalam mengatasi perubahan iklim karena menjadi target aksi mitigasi pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), setelah dilakukan sosialisasi tingkat Sub Nasional Target Penurunan Emisi Karbon di sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya di Indonesia atau Indonesia’s Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 yang dilanjutkan dengan penyusunan rencana kerjanya.

“Sebagaimana dilakukan di lokasi-lokasi sosialisasi sebelumnya, Provinsi NTB menjadi target-target aksi mitigasi pengurangan emisi Gas Rumah Kaca di tingkat Provinsi hingga tingkat tapak,” ujar, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (Dirjen PKTL) KLHK, Hanif Faisol Nurofiq, dalam keterangan resminya, seperti dikutip pada Kamis (24/8/2023).

Hanif mengatakan, sosialisasi di Provinsi NTB merupakan salah satu bagian dari 16 provinsi lokasi sosialisasi di 2023 setelah tahun sebelum terselesaikan sosialisasi di 12 provinsi.

“Kegiatan sosialisasi itu merupakan salah satu langkah akselerasi implementasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 agar seluruh masyarakat dapat menyadari pentingnya pengendalian perubahan iklim bagi generasi saat ini dan masa depan,” jelasnya.

Dia juga mengatakan bahwa seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) sektor kehutanan dan lingkungan hidup harus bergotong-royong meningkatkan tata kelola karbon di Indonesia.

Sebab, sinergi itu akan menjadi kunci perbaikan Tata Kelola Hutan dan Tata Kelola Karbon yang mendukung pencapaian target pengurangan emisi GRK.

“Sinergi semua pihak menjadi kunci kesuksesan dalam mencapai targat-target aksi mitigasi penurunan emisi GRK yang sangat besar. Kerja ekstra dan melakukan akselerasi di semua sektor sangat diharapkan,” tutur Dirjen PKTL KLHK.

Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah menambahkan, pihaknya terus berupaya menjaga kawasan hutannya agar tetap lestari, meskipun tidak mudah karena hampir 50 persen angka kemiskinan du wilayahnya masih berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.

Oleh karenanya, dia dan Gubernur NTB beserta jajaran dan para stakeholder terkait juga terus berupaya mendorong agar kepedulian masyarakat terhadap fungsi dari hutan dan lingkungan yang lestari terus meningkat, karena akan berpengaruh positif terhadap kualitas hidup masyarakat.

Misalnya dengan memasukan pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah, mendorong pembangunan eco office, gaya hidup hemat energi, hemat air, menanam pohon, bersih pantai, dan penggunaan renewable energi yang bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat secara berkelanjutan.

“Semoga agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 bisa sukses, tentunya dengan dukungan moril dan materil semua pihak,” tutup Wagub NTB.