Peluang Kerja Sama Sektor UMKM dengan Afrika Selatan

(Beritadaerah-Jakarta) Selain jalur perdagangan pada negara lain yang sudah stabil seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, Afrika Selatan juga dianggap memiliki potensi yang sangat besar sebagai pasar ekspor pada sektor manufaktur Indonesia, .

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Senin (30/10/2023) mengatakan banyak potensi yang bisa dikerjasamakan antara Indonesia dengan Afrika Selatan.

“Seperti kemitraan rantai pasok, akses pemasaran, transfer riset dan teknologi, hingga meningkatkan strategi kebijakan ekspor. Nilai ekspor Indonesia untuk Afrika Selatan sendiri mencapai angka US$1 juta pada 2022,” kata Menteri Teten.

Ekspor Indonesia untuk Afrika Selatan dengan beberapa sektor yang menjanjikan di antaranya produk-produk berbasis sawit, sabun, kopi, kendaraan bermotor, pipa, saus, kertas, hingga barang-barang berbahan karet.

Sebagai upaya meningkatkan ekspor Indonesia, SMESCO Indonesia telah membangun Smesco Hub Timur yang berlokasi strategis di Nusa Dua, Bali, yang juga dikenal sebagai “Gateway to The East” dan diproyeksikan untuk menjadi pusat inovasi, kolaborasi, dan tempat bagi para wirausaha maupun investor.

“Untuk memastikan kesuksesan dan pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan, penting bagi kami untuk memberikan dukungan maupun menyediakan berbagai sumber daya yang mereka butuhkan,” ujar Menteri Teten.

UMKM di Indonesia memiliki peran yang sangat vital dalam sektor perekonomian nasional, di mana UMKM menjadi tulang punggung ekonomi dengan berkontribusi secara signifikan pada pertumbuhan, inovasi, dan peluang kerja.

Menteri Teten berharap akan tercipta peluang baru bagi Indonesia dan Afrika Selatan, untuk bekerja sama dalam meningkatkan berbagai hal, mulai dari infrastruktur rantai pasok, maupun berbagai kerja sama lain dimasa mendatang untuk memberdayakan UMKM agar mampu meningkatkan ekonomi nasional bagi kedua negara.

Perwakilan Wholesale and Retail SETA Sipho Shoba mengatakan pihaknya ingin mencari informasi secara detail bagaimana gambaran sektor wholesale atau perdagangan grosir dan retail di Indonesia.

“Kami juga ingin mencari alternatif pemecahan masalah yang menjadi tantangan pada sektor tersebut agar bisa diaplikasikan, baik melalui pelatihan, pendidikan, dan pengembangan kapasitas pelaku usaha,” ucap Sipho.

Sedangkan Maanda Tshifularo dari GIBS University of Pretoria menjelaskan kedatangan mereka ke Indonesia memiliki tujuan untuk belajar lebih lanjut mengenai sistem bisnis, khususnya UMKM sekaligus mengenal budaya Indonesia.

“Semoga ada kerja sama dan pertukaran pengetahuan, serta pengembangan bisnis antara Indonesia dengan Afrika Selatan melalui pertemuan ini,” katanya.