(Beritadaerah – Kolom) Tahun 2023 penggunaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) di Indonesia dan secara global memang mengalami kemajuan yang luar biasa. Artificial Intelligence atau AI merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer yang dapat meniru kemampuan intelektual manusia seperti pengambilan keputusan, memberikan suatu pemecahan masalah, pembelajaran, bernalar dan masih banyak lagi.
Pemanfaatan AI sangat membantu dan memudahkan kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari, selain itu pengaplikasian AI di Indonesia dan Global sangat luas. Mulai dari industri manufaktur, kesehatan, retail, pendidikan, keuangan, transportasi dan lainnya bahkan politik, dimana sebentar lagi Indonesia akan menggelar Pemilu tahun 2024.
Menurut marketsandmarkets.com memproyeksikan market size dari kecerdasan buatan secara global mencapai nilai USD 150.20 miliar pada tahun 2023 sedangkan pada tahun 2030 dengan laju pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 36.8% maka akan mencapai USD 1,345.2 miliar. Angka ini begitu besar, melihat penggunaan AI yang semakin masif dan meningkat di beberapa industri. Antusias penggunaan AI di Indonesia terlihat dengan munculnya perusahaan startup yang mengembangkan AI dan seminar-seminar yang membahas pengembangan industri 4.0.
Pada tanggal 14 Juni 2023, CEO dari OpenAI yakni Sam Altman datang ke Jakarta. Kedatangan orang nomor satu di OpenAI ke Indonesia kali ini bukan yang pertama kali. OpenAI merupakan perusahaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dibalik ChatGPT. Chatbot yang dibangun oleh ChatGPT sempat viral pada akhir tahun 2022, bahkan ini memicu beberapa perusahaan teknologi lain seperti Google, Microsoft, dan lainnya untuk berlomba membuat dan mengeluarkan produk serupa.
Altman datang ke Jakarta untuk berbagi pengetahuan untuk acara yang bertajuk “Conversation with Sam Altman”. Saat itu penulis pun berkesempatan hadir dalam acara tersebut. Ada beberapa point yang disampaikan oleh Sam Altman yang akan membawa perubahan kondisi daerah saat ini menuju Daerah 4.0, Indonesia harus dapat menangkap peluang, khususnya dalam membangun dan melakukan terobosan ini.
Point yang disampaikan antara lain terkait dengan perkembangan OpenAI dan kecerdasaan buatan yang dapat diimplementasikan di Indonesia, Sam Altman mengatakan pihaknya akan mengembangkan teknologi ini dengan penyesuaian dialog, bahasa, budaya serta kearifan lokal yang ada di suatu daerah. Sehingga masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan teknologi dengan baik.
Terobosan dan pengembangan ini harus dapat ditangkap oleh Indonesia. Saat ini Indonesia telah memiliki Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia, dalam rangka menyambut tahun 2045, hal ini bisa diselaraskan dengan kondisi dari membangun Daerah 4.0 ke depannya.
Pada tahun 2024, penerapan Daerah 4.0 dengan berbagai inisiatif dan teknologi yang dapat dilakukan oleh daerah yakni :
A. Penggunaan Interaksi dengan robot AI, Chatbot dan Asisten Virtual dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Dengan pemanfaatan ini Pemerintah Daerah dapat lebih memanfaatkan teknologi robot AI, chatbot dan asisten virtual untuk memberikan informasi cepat dan bantuan kepada masyarakat, serta meningkatkan efisiensi layanan.
Beberapa daerah telah melakukan implementasi terhadap hal ini, seperti Kabupaten Bekasi telah memperkenalkan AI Kokom, dimana robot kecerdasan buatan ini bisa berinteraksi layaknya manusia. Selain itu bisa berkomunikasi audio visual dua arah. Robot ini digunakan untuk memberikan informasi seputar pembangunan dan membantu pelayanan publik di Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dengan robot AI, dimana Robot ini digunakan untuk membuat janji atau membuat pertemuan dengan Wali Kota Semarang.
B. Digitalisasi Layanan, saat ini beberapa kabupaten dan kota telah menerapkan Mall Pelayanan Publik Digital, selanjutnya daerah akan menyusul. Proses pelayanan publik diharapkan semakin terdigitalisasi, memungkinkan masyarakat mengakses layanan secara online, termasuk pembayaran pajak, perizinan, dan pengajuan dokumen.
C. Tracking atau Pelacakan Layanan Secara Online:
Peningkatan sistem pelacakan online untuk memungkinkan masyarakat memantau status permohonan atau pengajuan layanan publik mereka secara real-time.
D. Penggunaan Teknologi Identifikasi:
Mulai tahun 2024 fotocopy KTP tidak diperlukan lagi. Ini merupakan langkah yang tepat bagi pemerintah dalam proses digitalisasi dan mengimplementasikan teknologi identifikasi biometrik atau QR code untuk mempercepat proses verifikasi dan keamanan dalam pelayanan publik.
E. Partisipasi Masyarakat melalui Platform Digital:
Penggunaan platform digital untuk masyarakat mengalami peningkatan khususnya di daerah. Masuknya internet ke wilayah 3T akan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan mendapatkan masukan terkait kebijakan pelayanan publik.
F. Peningkatan Keamanan Data:
Tahun 2023 terjadi tindakan pencurian data, ini bisa menjadi perhatian terus bagi pemerintah untuk meningkatkan perlindungan data pribadi masyarakat, dengan penerapan langkah-langkah keamanan yang lebih canggih,
G. Pendidikan dan Pelatihan Online:
Pemerintah dapat memanfaatkan platform online untuk menyediakan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat terkait cara menggunakan layanan publik digital.
H. Integrasi Sistem:
Upaya lebih lanjut untuk mengintegrasikan sistem-sistem berbeda di berbagai lembaga pemerintah guna meningkatkan koordinasi dan keterhubungan layanan publik.
I. Pengukuran Kinerja dan Umpan Balik Publik:
Menerapkan metrik kinerja yang lebih baik dan mendapatkan umpan balik dari masyarakat untuk terus meningkatkan mutu pelayanan publik. Penting untuk diingat bahwa pencapaian ini akan memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat guna mewujudkan pelayanan publik yang lebih efisien dan terdepan.
Dalam penerapan Daerah 4.0 harus memperhatikan integrasi dan sinergi yang baik antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota agar dapat berjalan dengan maksimal dan memberikan implikasi bagi masyarakat. Dengan pendekatan yang tepat, Daerah 4.0 dapat menjadi alat yang ampuh untuk menciptakan layanan pemerintah yang lebih efisien, efektif, responsif, dan transparansi.
Daerah manapun yang mampu menerapkan AI, pastinya memiliki potensi untuk membentuk masa depan daerah dan memberikan manfaat yang besar pada bangsa Indonesia.