(Beritadaerah-Papua) Teringat ketika beberapa tahun lalu berkunjung ke Teminabuan yang adalah ibu kota Sorong Selatan, yang sekarang ini merupakan bagian dari Provinsi Papua Barat Daya, setelah pemekaran di Provinsi Papua Barat.
Saat saya dan teman-teman duduk di waktu senggang seorang teman datang membawa sebuah panci kecil di tangan nya yang berisi sesuatu, setelah sampai di depan kami panci yang disodorkan ternyata berisi ulat-ulat yang bergeliat di dalam nya.
Seketika reaksi saya melihat itu menjadi geli rasa nya, penasaran saya bertanya untuk apa ulat ulat itu di dikumpulkan di dalam panci. Ternyata ulat-ulat itu hendak diolah untuk disantap oleh teman-teman saya, mereka sudah biasa mengkonsumsi sebagai makanan yang lezat bagi mereka.
Ulat sagu yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Papua adalah ulat dari pohon sagu. Pohon sagu (Metroxylon sagu) adalah pohon yang cukup umum ditemukan di Papua dan daerah sekitarnya. Daerah Papua, khususnya Papua Barat, memiliki sejumlah suku yang menggunakan sagu sebagai sumber makanan pokok mereka.
Biasanya, ulat sagu dipanen oleh penduduk setempat untuk dijadikan sebagai bahan makanan. Ulat sagu yang masih hidup diambil dari pohon dan dicuci bersih sebelum dimasak. Biasanya, ulat sagu dimasak dengan cara digoreng atau direbus, atau diolah menjadi berbagai hidangan seperti sup, sate, atau tumis. Sebagai hidangan yang enak dan bergizi.
Ulat sagu Papua merupakan bagian penting dari warisan budaya dan kuliner masyarakat Papua. Meskipun tampak tidak biasa bagi beberapa orang, ulat sagu adalah sumber makanan yang bernutrisi dan berharga bagi penduduk setempat.
Ulat sagu mengandung tingkat protein yang tinggi, mineral seperti kalsium, zat besi, zinc, fosfor, dan magnesium. Protein adalah nutrisi penting yang berperan dalam membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, serta membantu menjaga dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Mineral seperti kalsium, zat besi, dan fosfor penting untuk perkembangan tulang yang kuat dan menjaga kesehatan sistem saraf.
Selain itu, ulat sagu juga mengandung serat, vitamin B kompleks, dan asam lemak omega-3. Serat berperan dalam menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit. Vitamin B kompleks berperan dalam meningkatkan energi dan fungsi otak. Asam lemak omega-3 adalah lemak sehat yang baik untuk kesehatan jantung dan otak.
Sebagai makanan tradisional yang sudah dimakan selama berabad-abad, ulat sagu memiliki nilai ekonomi dan budaya yang tinggi bagi masyarakat Papua. Masyarakat Papua memandang ulat sagu sebagai makanan yang kaya akan nutrisi dan menjadi bagian penting dari kebudayaan mereka.
Journalist: Dorthy Rosalita S
Editor: Endah Caratri