Pemkab Temanggung Kembangkan Empat Desa Menuju Desa Wisata

(Beritadaerah – Temanggung) Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah, saat ini tengah mengembangkan empat desa di Kecamatan Kledung dan Jumo menuju desa wisata. Masing-masing desa di kecamatan tersebut mempunyai keunikan dan keunggulan tersendiri.

Fungsional Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Arbai Nur di Temanggung, Selasa (7/5/2024), menyampaikan, empat desa tersebut meliputi Desa Kledung dan Batursari (Kecamatan Kledung), serta Desa Giyono dan Gunung Gempol (Kecamatan Jumo).

“Dari empat desa itu masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, karena pengembangan desa wisata itu kalau ada kesamaan, nanti malah tidak menarik,” kata Arbai yang dikutip laman Jatengprov, Rabu (8/5).

Arbai berharap, mudah-mudahan dalam tahun ini keempat desa tersebut mendapat SK Desa Wisata dari Bupati Temanggung. Selama ini di Kabupaten Temanggung telah ada 28 desa wisata yang mendapatkan SK Bupati.

Desa Gunung Gempol mempunyai keunikan di konservasi, mereka sudah membuat program perlindungan lingkungan, terutama untuk satwanya. Beberapa satwa itu memang sudah mereka abadikan sebagai satwa yang dilindungi. Selain itu ada kekhasan di Gunung Gempol, karena penataan lingkungan. Salah satunya, dari gapura masuk desa itu sudah ada pavingisasi yang tertata rapi dan bersih.

Desa Giyono, yang mempunyai keunggulan di sektor budayanya, dalam hal ini kesenian. Mereka kaya, dan masyarakatnya banyak yang menjadi pelaku budaya. Beberapa kali, Desa Giyono mewakili menjadi duta seni ke luar daerah, seperti mengikuti festival di Kabupaten Jember beberapa waktu lalu.

Desa Kledung dan Batursari keduanya memiliki keunikan, berada di hamparan Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Kledung juga sudah ada beberapa destinasi seperti Posong, Sigandul View. Namun, dihapkan dengan adanya desa wisata, akan lebih menambah kekayaan wisata di kawasan tersebut.

Desa Batursari, katanya, lebih menyuguhkan pemandangan di lereng Gunung Sumbing. Jadi, agak berbeda karena tekstur antara Sindoro dan Sumbing juga berbeda. Salah satu kunci untuk menyukseskan objek wisata maupun destinasi, adalah aksesibilitas. Di Batursari, jika pengunjung mengendarai mobil, sebenarnya sudah bisa menjangkau beberapa area yang bagus, tetapi aksesnya belum bisa melingkari areal hutan yang menjadi milik Perhutani. Untuk itu pihaknya akan mendorong Batursari untuk dapat bekerja sama dengan Perhutani, terkait nanti pengembangan kewilayahan, terutama membuka jalur pendakian dan jalur untuk wisata di situ.