(Beritadaerah-Kolom) Destinasi wisata di Indonesia sangat beragam dan menarik untuk dikunjungi baik oleh wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penopang perekonomian tanah air dan memberikan kontribusi sebagai penyumbang devisa utama.
Dikutip dari data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada tahun 2021, jumlah perjalanan wisnus Indonesia mencapai 613.299.459 orang dan di tahun 2022, jumlahnya meningkat menjadi 734.864.693 Orang. Sedangkan pada tahun 2023, jumlahnya mencapai 825.797.301 Orang. Angka ini sangat besar dibandingkan dengan jumlah wisman yang ke Indonesia sepanjang tahun 2023 yang hanya mencapai 11,68 juta kunjungan. Jika melihat data perjalanan wisnus di Indonesia maka angka tersebut sangat besar. Tahun 2024, Pemerintah Indonesia menargetkan 1,25-1,5 miliar pergerakan wisnus dengan potensi pendapatan sebesar Rp 3.000,78 triliun. Potensi pendapatan yang sangat besar, perlu didukung oleh setiap daerah karena akan berdampak bagi perekonomian.
Jika dilihat letak geografis Indonesia, setiap pulau memiliki destinasi wisata yang menarik, dimulai dari Sumatera, ada destinasi Pulau Weh dan Danau Toba yang merupakan danau vulkanik terbesar di dunia. Jawa memiliki Gunung Tangkuban Perahu, Candi Borobudur dan Kraton Yogyakarta. Bali ada Pantai Kuta, Tanah Lot, dan Ubud.
Kalimantan, ada Taman Nasional Tanjung Puting yang merupakan habitat orangutan dan Pulau Derawan. Sulawesi memiliki Taman Laut Bunaken, dan Tana Toraja. Untuk wilayah Nusa Tenggara ada Labuan Bajo, Pulau Komodo, Danau Kelimutu. Ujung Timur Indonesia yakni Papua, ada Raja Ampat, dan Kaimana. Hampir semua pulau di Indonesia memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan dan memiliki ciri khas yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Bahkan sebagian dari destinasi wisata yang disebutkan telah menjadi destinasi wisata dunia.
Salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sangat populer menurut majalah “Travel + Leisure” bagi wisman yakni Ubud dan Canggu. Kedua lokasi tersebut berada di Pulau Bali. Menurut “Travel + Leisure”, Ubud menduduki posisi keempat sebagai kota favorit di dunia untuk dikunjungi bagi wisatawan. Sedangkan Canggu masuk dalam sepuluh kota pantai paling terjangkau untuk ditinggali di seluruh Dunia.
Kedua destinasi wisata tersebut memiliki kombinasi keunikan alam, budaya, dan gaya hidup yang ditawarkan, Canggu dan Ubud telah menarik perhatian tidak hanya wisatawan secara umum tetapi wisatawan digital nomad (mengacu pada orang yang bekerja secara online dan fleksibel, tanpa terikat pada satu tempat), bahkan seniman, dan lainnya yang mencari pengalaman tinggal serta liburan yang unik dan berbeda di Bali. Kita perlu berbangga, bahwa dua destinasi wisata tersebut telah menjadi destinasi wisata dunia dan dikenal oleh wisman. Diharapkan akan banyak lagi destinasi wisata di Tanah Air yang dapat dikenal dan menjadi destinasi wisata dunia.
Sekedar informasi majalah “Travel + Leisure” merupakan sebuah majalah terkenal yang berfokus pada topik perjalanan, gaya hidup mewah, dan rekreasi. Majalah ini dikenal karena memberikan informasi mendalam tentang destinasi wisata populer di seluruh dunia, ulasan hotel dan restoran, serta artikel tentang gaya hidup.
Identifikasi dan Evaluasi Potensi
Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi yang dapat menjadi sesuatu yang dapat dikembangkan. Untuk dapat mengetahui potensi yang ada dan dimiliki oleh suatu daerah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengetahui potensi pariwisata. Dimulai dari yang pertama, melakukan identifikasi dan evaluasi potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Pada tahapan pertama ini dilakukan pemetaan, ini bisa meliputi sumber daya alam, keunggulan komparatif, aspek budaya, infrastruktur, dan sumber daya manusia. Misalkan dalam satu daerah dibagi 4 area, dimana masing-masing dilakukan pemetaan wisata apa yang dapat ditawarkan kepada pengunjung, seperti wisata alam, wisata sport, wisata kesehatan, atau wisata contoh.
Gambar: Pemataan wilayah wisata di suatu daerah secara sederhana
Daerah juga bisa melakukan evaluasi potensi wisata yang existing atau sudah ada, apakah potensi wisata yang ada sudah berjalan dengan maksimal atau baik, atau perlu dikembangkan. Jika dilakukan pengembangan apakah ada potensi atraksi baru yang bisa ditawarkan kepada pengunjung. Dalam tahapan evaluasi, libatkan masyarakat lokal, pemangku kepentingan, dan pakar atau pihak ketiga seperti konsultan untuk memperoleh perspektif yang komprehensif. Dari evaluasi dilakukan dapat dibuat langkah dan rencana strategi pengembangan destinasi wisata untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Promosi yang Menarik
Setelah tahapan pertama sudah dilakukan, mulai daerah membuat promosi yang menarik untuk menjual lokasi wisata tersebut. Di era digital saat ini, promosi wisata jadi semakin mudah dan dapat tepat pada sasaran. sesuai dengan target asal wisman atau wisnus yang diingin dicapai. Bahkan promosi yang dilakukan bisa gratis atau tanpa biaya. Bila memiliki anggaran, maka promosi dilakukan dengan iklan atau influencer dengan budget yang bisa disesuaikan. Brosur dan materi cetak bukan hal yang utama bagi promosi wisata. Era digital saat ini menggunakan sosial media adalah salah satu cara yang efektif dalam mempromosikan pariwisata daerah.
Daerah wisata, bisa memulai promosi dengan membuat video pendek atau foto yang memperlihatkan keindahan alam, kehidupan lokal, budaya dan kegiatan wisata yang tersedia di daerah, selanjutnya memposting di sosial media. Dengan memposting ke sosial media maka secara langsung informasi wisata tersebut dapat diketahui publik, bukan hanya wisnus tapi wisman.
Dengan munculnya destinasi wisata baru di setiap daerah, maka akan memberi dampak bagi daerah, seperti membuka peluang pekerjaan baru bagi masyarakat setempat, seperti di sektor perhotelan, transportasi, kuliner, dan kerajinan tangan. Selain itu pastinya akan meningkatkan potensi pendapatan daerah melalui pajak wisata, belanja wisatawan, investasi langsung dan juga mengangkat pariwisata Indonesia.