(Beritadaerah – Kolom) Jualan kopi keliling modern seperti Starling mulai dikenal di Indonesia pada awal tahun 2000-an. Perkembangan ini seiring dengan tren kopi di Indonesia yang semakin berkembang, di mana konsep kedai kopi yang lebih mobile dan fleksibel mulai diminati oleh masyarakat perkotaan.
Negara kita Indonesia adalah salah satu dari lima besar negara penghasil kopi terbesar di dunia. Posisi keempat setelah Brasil, Vietnam lalu Kolombia, dan menyusul setelah Indonesia adalah Ethiopia. Pemeringkatan ini berdasarkan laporan International Coffee Organization (ICO).
Seperti diketahui bersama, kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memang terkenal di dunia. Jenis kopi Indonesia yang disukai baik kopi arabika maupun kopi robusta, dihasilkan dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Kopi Gayo dari Aceh, Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan, Kopi Mandailing dari Sumatera Utara, sedangkan dari pulau Jawa adalah Kopi Java.
Bicara dari sisi cita rasa, maka kopi Indonesia memiliki cita rasa yang khas dan beragam, bergantung pada jenis dan daerah asalnya. Tentu saja kualitasnya dipengaruhi oleh faktor iklim, tanah, serta cara pengolahan dan penggilingannya. Itulah sebabnya kopi Indonesia tidak hanya disukai di dalam negeri tetapi juga menjadi salah satu komoditas ekspor utama Indonesia.
Produksi kopi yang melimpah dan memudahkan orang mendapatkan kopi dan menikmatinya, berkontribusi memunculkan budaya minum kopi di masyarakat Indonesia. Kopi bisa menjadi minuman sehari-hari oleh banyak orang di Indonesia, baik pagi, siang, maupun malam. Tidak memandang kelas ekonomi.
Budaya lainnya, kopi juga menjadi sebuah ritual dalam melakukan networking. Banyak orang menikmati kopi sambil berbincang-bincang, berdiskusi atau dalam pertemuan sosial.
Minum kopi di Kedai atau Warung Kopi juga semakin membudaya di negeri ini. Berbagai coffee shop menjadi tempat populer dan favourite di mana orang berkumpul untuk minum kopi dan berinteraksi. Kafe ini bisa berupa tempat sederhana di pinggir jalan atau coffee shop modern di pusat kota. Semua memiliki pelanggan atau pangsa pasar masing-masing.
Selain minum kopi, Indonesia juga punya kekayaan budaya dalam hal pengolahan kopi, seperti dengan cara memanggang, menggiling, dan menyajikan kopi yang unik.
Fenomena Starling
Starling identik dengan penjual kopi instan keliling, awalnya hanya memakai sepeda sederhana. Kini bermunculan starling modern yang menjual kopi susu kekinian dengan menggunakan sepeda motor bahkan dengan kendaraan roda empat. Kata ‘Starling’ yang familiar bagi banyak orang di kota besar seperti Jakarta, diperkirakan berasal dari kata ‘Starbucks Keliling’.
Pedagang Starling termasuk dalam kategori usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Jadi umumnya Starling merupakan jenis usaha yang memiliki skala operasional kecil hingga menengah, namun berkontribusi. Starling, sebagai bisnis kopi keliling modern, memenuhi kriteria sebagai UMKM karena dimulai dengan skala yang relatif kecil ddengan karyawan terbatas terus berkembang dalam pasar yang semakin luas.
Salah satu kekhasan bisnis ini adalah menjemput bola, semakin mendekati lokasi pelanggan. Sejumlah toko kopi kekinian di kota-kota besar telah mengadopsi strategi pemasaran tersebut.
Harga kopi Starling bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis kopi dan varian yang ditawarkan. Kisaran harga untuk secangkir kopi di Starling antara Rp.8.000 hingga maksimal Rp.25.000. Harga tersebut dapat berbeda tergantung kebijakan harga dari masing-masing penjual Starling.
Prospek Bisnis Starling di Indonesia
Bisnis kopi keliling modern di Indonesia secara umum memiliki potensi cukup cerah karena perkembangan tren konsumsi kopi yang terus meningkat.
Berikut ini adalah beberapa prospek yang bisa menjadi pertimbangan:
Permintaan terhadap kopi masih tinggi di berbagai pasar, termasuk Indonesia. Pengusaha Starling dapat memanfaatkan ketersediaan dan popularitas kopi sebagai minuman sosial dan budaya yang terus berkembang.
Inovasi produk dan pengalaman pelanggan yang unik. Meningkatnya ekspektasi konsumen terhadap kualitas kopi dan pengalaman unik, dapat membuka kesempatan bisnis Starling mengembangkan inovasi dalam produk dan layanan untuk mempertahankan dan menarik pelanggan baru.
Baca Juga : Kopi Komoditi Hitam Harapan Ekonomi Indonesia
Konsep kopi keliling modern seperti Starling menawarkan fleksibilitas dalam lokasi dan aksesibilitas yang dapat menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk di area yang belum terjangkau oleh kedai kopi tetap.
Pemanfaatan teknologi dalam operasional antara lain sistem pembayaran digital, cara pemesanan online, atau promosi melalui media sosial dapat meningkatkan efisiensi dan jangkauan pemasaran Starling.
Kekuatan yang Perlu Dimiliki
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan bagi calon pengusaha pedagang kopi keliling antara lain:
- Varian menu dan kualitas bahan baku. Perlu pelajari selera pelanggan sesuai dengan preferensi pasar lokal. Misalnya, kopi hitam tradisional, kopi susu, espresso, cappuccino, atau kopi spesial lainnya. Juga pastikan kopi yang disajikan berkualitas baik.
- Peralatan dan alat transportasi. Investasi terhadap peralatan portabel seperti mesin pembuat kopi, grinder, alat untuk mengaduk, dan perlengkapan penyajian lainnya. Juga pastikan kendaraan atau alat transportasi cocok untuk membawa peralatan dan bahan baku dengan aman dan efisien.
- Lokasi yang dipilih dan jadwal operasional. Pemilihan tempat-tempat strategis seperti area perkantoran, tempat pertemuan komunitas, atau pusat perbelanjaan yang ramai. Tentukan jadwal operasional yang konsisten sehingga pelanggan mudah melakukan pembelian.
- Pemasaran dan promosi. Perlu identitas merek yang menarik dan mudah diingat, misalnya nama usaha, logo, dan tema. Manfaatkan platform media sosial yang paling sesuai untuk menjadi saluran penawaran.
- Layanan dan pengalaman pelanggan. Jaga konsistensi dalam kualitas kopi dan sesuaikan dengan preferensi pelanggan. Berikan pelayanan yang ramah dan efisien untuk menciptakan pengalaman positif bagi pelanggan.
Potensi Keuntungan versus Tantangan
Potensi keuntungan dari usaha pedagang kopi keliling atau Starling tergantung pada lokasi, kualitas produk, dan strategi pemasaran yang diterapkan.
Biaya operasional relatif rendah dibandingkan dengan membuka kedai kopi, serta ada fleksibilitas dalam menjangkau berbagai lokasi dan pasar. Hal ini berpotensi menjadi pilihan yang menarik untuk memulai usaha kopi keliling.
Sedangkan tantangan yang mungkin dihadapi oleh Starling meliputi persaingan yang ketat di pasar kopi, manajemen operasional yang kompleks terkait mobilitas, serta ketidakpastian ekonomi yang dapat mempengaruhi daya beli konsumen.
Namun dari pengalaman beberapa pengusaha Starling yang sudah cukup berhasil, antara lain Jago Coffee di Jakarta yang melakukan rebranding lewat perubahan konsep dan desain sepeda gerobak listrik dan penggunaan aplikasi khusus Jago Coffee.
“Kopi Corner” di Bandung, meskipun menghadapi persaingan yang ketat di kota Bandung. Dengan mengandalkan kualitas kopi dan layanan yang baik, akhirnya berhasil membangun basis pelanggan setia di lingkungan sekitar kampus dan perkantoran.
Di Yogyakarta ada starling dengan merk “Kopi Kekinian”. Starling ini berhasil memanfaatkan potensi besar peminum kopi khususnya di kalangan mahasiswa dan wisatawan. Dengan modal yang terbatas untuk jenis produk espresso dan kopi dengan berbagai rasa, dan aktif di event-event termasuk workshop tentang kopi, maka “Kopi Kekinian” berhasil meraup keuntungan.
Dengan strategi yang tepat dan adaptasi terhadap tren pasar, maka pengusaha Starling memiliki potensi untuk terus berkembang di masa depan.