Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Perahu yang Eksotik

(Beritadaerah-Wisata) Asal usul nama “Tangkuban Perahu” berasal dari bahasa Sunda yang artinya “perahu terbalik”. Nama ini dipercaya berasal dari legenda lokal yang menceritakan tentang asal-usul bentuk kawah gunung ini yang mirip perahu terbalik. Gunung Tangkuban Perahu merupakan gunung berapi yang masih aktif dan tercatat telah mengalami beberapa letusan dalam sejarahnya. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1826.

Sebagai objek penelitian geologi yang penting, Gunung Tangkuban Perahu telah menarik perhatian para ilmuwan sejak zaman kolonial Belanda. Data dan pengamatan geologi dari gunung ini memberikan wawasan tentang evolusi vulkanik di wilayah tersebut. Seiring dengan keunikan geologinya, Gunung Tangkuban Perahu telah menjadi tujuan wisata yang populer sejak awal abad ke-20. Pada masa kolonial, gunung ini menjadi tempat rekreasi bagi para pejabat Belanda dan menjadi salah satu destinasi utama di Jawa Barat.

Keindahan Gunung Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Perahu memiliki beberapa keunikan yang membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di Indonesia.

Kawah-kawah di Gunung Tangkuban Perahu memiliki bentuk yang khas, seperti perahu terbalik jika dilihat dari kejauhan. Kawah utama yang paling terkenal adalah Kawah Ratu, Kawah Domas, dan Kawah Upas.

Gunung Tangkuban Perahu merupakan gunung berapi yang masih aktif, meskipun dalam kondisi tenang. Aktivitas geologisnya memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk melihat langsung fenomena alam seperti uap belerang dan lumpur panas.

Tanguban Perahu

Dari puncak kawah, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang indah, termasuk hutan hijau di sekitar gunung dan pandangan ke arah Bandung serta Lembang.

Tangkuban Perahu dikelilingi oleh hutan pegunungan yang kaya akan keanekaragaman flora dan fauna. Ini menciptakan lingkungan yang menarik untuk wisata alam dan penelitian biologi.

 Perjalanan menuju kawah

Untuk pergi ke Gunung Tangkuban Perahu dari Jakarta lewat Lembang, bisa mengikuti rute berikut ini

Mulailah perjalanan dari Jakarta menuju Bandung menggunakan kendaraan pribadi atau bus. Rute yang umum digunakan adalah melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek menuju Bandung.

Setibanya di Bandung, lanjutkan perjalanan ke arah utara menuju Lembang. Anda dapat melewati Jalan Dago atau Jalan Raya Lembang untuk mencapai kawasan Lembang.

Dari Lembang, arahkan perjalanan ke arah barat laut menuju Gunung Tangkuban Perahu. Ikuti petunjuk jalan menuju objek wisata ini. Terdapat beberapa rute yang dapat dipilih, termasuk melewati Maribaya atau langsung menuju ke kawasan gunung tersebut.

Waktu perjalanan dari Jakarta ke Gunung Tangkuban Perahu cukup bervariasi tergantung pada kondisi lalu lintas dan cuaca. Secara keseluruhan, perjalanan ini bisa memakan waktu sekitar 3-4 jam tergantung dari titik awal di Jakarta dan kondisi jalan.

Untuk transportasi dari Jakarta ke Bandung, Anda dapat menggunakan mobil pribadi, travel, atau bus. Setelah tiba di Bandung, untuk perjalanan ke Gunung Tangkuban Perahu, Anda bisa menggunakan mobil pribadi, taksi, atau menyewa kendaraan lainnya.

Ilustrasi: Jalan layang Antapani Bandung yang dibangun dengan teknologi mortar busa (Foto: Kemkominfo)

Pastikan untuk mempersiapkan perjalanan dengan baik, memeriksa kondisi jalan dan cuaca sebelum berangkat. Gunung Tangkuban Perahu menawarkan pengalaman wisata alam yang menarik dengan pemandangan kawah yang unik dan udara pegunungan yang segar.

Akses kendaraan hanya bisa mencapai area parkir yang berada di dekat kawah utama. Dari sana, pengunjung perlu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju puncak kawah atau lokasi lainnya di sekitar gunung.

Area parkir ini biasanya cukup luas dan terletak tidak jauh dari kawah utama. Setelah memarkir mobil, Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melewati jalur-jalur yang telah disediakan untuk mencapai puncak kawah atau pemandangan lainnya di sekitar Gunung Tangkuban Perahu.

Tetap berhati-hati

Gunung Tangkuban Perahu telah mengalami beberapa erupsi dalam sejarahnya. Meskipun tidak ada catatan sejarah tertulis yang mencatat semua erupsi, catatan geologis dan bukti-bukti arkeologi memberikan gambaran tentang aktivitas vulkaniknya. Berikut adalah beberapa erupsi yang mencatat dalam sejarah:

Erupsi pada Zaman Pra-Sejarah: Terdapat bukti arkeologi bahwa Gunung Tangkuban Perahu telah aktif sejak zaman prasejarah, mungkin sejak ribuan tahun yang lalu. Erupsi-erupsi pada masa ini tidak terdokumentasi secara tertulis tetapi dapat ditelusuri melalui peninggalan material vulkanik di sekitar gunung.

Beberapa penelitian geologi menunjukkan adanya letusan pada abad ke-6 dan ke-10 Masehi. Letusan ini diduga mempengaruhi bentuk topografi gunung serta meninggalkan jejak material vulkanik yang penting dalam proses pembentukan kawah-kawah di Gunung Tangkuban Perahu.

Tangkuban Perahu

Letusan yang paling terkenal dalam sejarah modern Gunung Tangkuban Perahu terjadi pada tahun 1826. Letusan ini mempengaruhi wilayah sekitarnya dengan menghasilkan lahar (aliran lumpur panas) dan mengubah lanskap sekitar gunung. Letusan ini juga menghasilkan material vulkanik yang tersebar luas di sekitar gunung.

Setelah letusan besar pada tahun 1826, Gunung Tangkuban Perahu masih menunjukkan aktivitas geologis termasuk fumarol (pengeluaran gas belerang) dan kawah-kawah yang aktif secara geologis. Meskipun tidak ada letusan besar yang tercatat setelah 1826, gunung ini tetap diawasi secara ketat oleh ilmuwan dan otoritas setempat untuk mengantisipasi aktivitas vulkanik yang mungkin terjadi di masa depan.

Pada Juli 2019, Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi kecil yang menyebabkan peningkatan aktivitas fumarol (pengeluaran gas belerang) dan debu vulkanik. Erupsi ini mengejutkan banyak orang karena sebelumnya gunung tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Erupsi Juli 2019 menyebabkan penutupan sementara area wisata Gunung Tangkuban Perahu untuk keamanan pengunjung. Pemerintah setempat dan ilmuwan geologi segera merespons dengan memantau aktivitas gunung secara intensif. Meskipun erupsi tersebut relatif kecil dan tidak menimbulkan ancaman yang serius bagi penduduk sekitar, kejadian ini mengingatkan akan sifat aktifnya Gunung Tangkuban Perahu dan perlunya kewaspadaan terhadap potensi aktivitas vulkanik di masa mendatang.

Pemerintah setempat dan otoritas terkait, bersama dengan ilmuwan geologi, terus memantau kondisi Gunung Tangkuban Perahu untuk mengantisipasi dan merespons dengan cepat setiap perubahan dalam aktivitas vulkaniknya.

Pastikan untuk mempersiapkan diri dengan sepatu yang nyaman dan sesuai untuk berjalan kaki, terutama jika Anda berencana untuk menjelajahi area sekitar kawah dengan lebih mendalam.

Ragam kuliner

Kuliner di sekitar Gunung Tangkuban Perahu dan Lembang, Bandung Barat, menawarkan beragam pilihan yang memuaskan lidah para pengunjung. Berikut adalah beberapa makanan dan minuman khas yang dapat dicoba di daerah tersebut.

Kue Balok: Kue tradisional Sunda yang biasanya terbuat dari campuran tepung terigu, gula aren, dan santan. Kue ini dipanggang dalam cetakan khusus dan memiliki tekstur yang lembut. Misro: Camilan ringan berupa tepung beras yang digoreng dengan berbagai pilihan topping seperti oncom, cokelat, atau wijen.

Sate Maranggi: Sate daging sapi khas daerah Maranggi, Lembang, yang biasanya disajikan dengan sambal kecap dan lalapan. Mie Kocok: Mie yang disajikan dengan kuah kental dari kaldu sapi, daging sapi, dan tambahan tauge serta daun bawang. Mie Kocok khas Bandung yang lezat dan menghangatkan.

Colenak: Pisang bakar dengan saus gula merah atau gula aren yang kental. Biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut. Lemang: Ketan yang dimasak dalam bambu dengan campuran santan, disajikan dengan potongan ayam atau rendang.

Bandrek, minuman tradisional Sunda berupa jahe yang dimasak dengan santan, gula merah, dan kayu manis. Cocok dinikmati dalam cuaca sejuk. Susu Lembang: Susu segar hasil peternakan di daerah Lembang yang terkenal akan kelezatannya. Bisa dinikmati langsung atau dalam bentuk berbagai produk olahan susu.

Selain itu, di sekitar Gunung Tangkuban Perahu dan Lembang juga terdapat berbagai warung makan dan restoran yang menawarkan masakan khas Sunda dan internasional lainnya. Jangan lewatkan untuk mencoba kuliner lokal saat berkunjung ke daerah ini, karena kelezatannya akan menambah pengalaman wisata Anda di Bandung Barat.

Tempat wisata sekitarnya

Ada beberapa tempat wisata menarik lainnya di sekitar kawasan Gunung eksotik di Bandung Barat. Berikut beberapa di antaranya:

Kawah Domas: Kawah Domas terletak tidak jauh dari Kawah Ratu di Gunung Tangkuban Perahu. Di sini pengunjung dapat merasakan aktivitas alam dengan berendam di air panas alami dan mandi lumpur panas yang diyakini memiliki manfaat kesehatan.

Kawah Upas: Kawah ini juga merupakan bagian dari kawasan gunung. Meskipun tidak sepopuler Kawah Ratu, Kawah Upas menawarkan pemandangan alam yang menarik dan jalur pendakian yang menantang bagi pengunjung yang suka hiking.

Air Terjun Maribaya: Maribaya terkenal dengan air terjunnya yang indah. Lokasinya tidak jauh dari Gunung Tangkuban Perahu dan menawarkan udara pegunungan yang segar serta trekking menyusuri hutan untuk mencapai air terjun.

Kebun Begonia: Kebun Begonia terletak di Lembang, tidak terlalu jauh dari Gunung Tangkuban Perahu. Tempat ini menawarkan kebun bunga yang indah dengan koleksi begonia yang beragam, serta pemandangan alam yang menenangkan.

(Photo: Handoko/Kontributor BD)

Floating Market Lembang: Salah satu tempat wisata populer di Lembang adalah Floating Market. Di sini Anda dapat menikmati suasana pasar tradisional sambil menaiki perahu-perahu kecil di danau, menikmati makanan dan minuman lokal.

Taman Wisata Grafika Cikole: Terletak di daerah Cikole, taman wisata ini menawarkan wahana flying fox, trekking, dan camping ground. Pemandangan alam yang hijau dengan udara sejuk menjadi daya tarik utama tempat ini.

Farmhouse Susu Lembang: Tempat ini menawarkan suasana ala Eropa dengan bangunan-bangunan bergaya Belanda dan suasana pedesaan. Pengunjung dapat menikmati berbagai atraksi seperti berfoto dengan hewan peliharaan dan menjelajahi kebun bunga.

Observatorium Bosscha: Jika  tertarik dengan astronomi, Observatorium Bosscha adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi. Observatorium ini terletak di lereng Gunung Tangkuban Perahu dan menawarkan pengalaman belajar mengenai langit dan benda langit.

Keindahan alam, udara pegunungan yang segar, dan beragam atraksi wisata membuat kawasan sekitar Gunung Tangkuban Perahu menjadi destinasi yang populer di Bandung Barat. Setiap tempat wisata menawarkan pengalaman unik yang bisa dinikmati oleh para wisatawan.