(Beritadaerah-Jakarta) Dalam pengembangan UMKM di masa depan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) bersinergi memperkuat kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Hal tersebut diutarakan setelah pertemuan antara Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dengan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid pada Rabu (24/7).
Menteri Teten mengungkapkan banyak hal serta isu yang dibahas dalam pertemuan dengan Kadin, termasuk bagaimana menyongsong perkembangan UMKM di Pemerintahan baru ke depannya. Ada beberapa poin yang menjadi fokus dalam pertemuan tersebut. Pertama, terkait strategi dalam meningkatkan ekspor termasuk UMKM.
“Kadin punya pendekatan business matching yang tepat dalam memudahkan UMKM ekspor. Nanti bisa dibantu untuk melakukan kerja sama Business to Business (B2B) misalnya dengan UMKM,” kata Menteri Teten yang dikutip laman Infopublik, Kamis (25/7).
Lanjutnya, Kemenkop UKM dan Kadin memiliki program yang sama dalam membidik pasar yang potensial dengan membangun UMKM mulai dari hulu ke hilir.
Kontinuitas dan kualitas UMKM untuk ekspor perlu didampingi secara optimal. Maka, Kadin didorong untuk hadir melalui upaya mentoring atau inkubasi.
Selanjutnya, poin penting kedua yang dibahas adalah terkait penciptaan lapangan kerja. Pada 2030, Indonesia akan berada pada puncak periode bonus demografi. Hal tersebut kata Menteri Teten, harus disikapi dengan adanya penciptaan lapangan kerja yang memadai.
Lalu poin ketiga, adanya langkah konkret berupa kebijakan proteksi industri dalam negeri. Ia menekankan Pemerintah terus berupaya dan terbuka untuk menerima masukan dari berbagai pihak sebagai pertimbangan untuk menetapkan keputusan atau kebijakan.
Senada, Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menyampaikan UMKM sebagai fondasi ekonomi nasional, masih menghadapi berbagai tantangan dan pekerjaan rumah meskipun sudah banyak program dan kebijakan yang diterapkan Pemerintah.
Di sisi lain masalah impor ilegal menjadi tantangan bagi UMKM. Sebab menurutnya, maraknya impor ilegal, membuat pasar UMKM di dalam negeri terganggu dan terhambat.
Tak hanya itu, tantangan bonus demografi juga tak bisa diabaikan. Arsjad mengatakan, jika tak dikelola dengan baik, maka bonus demografi justru menjadi malapetaka.
Penyediaan lapangan kerja menjadi kunci utama. Indonesia, kata Arsjad memiliki kekuatan besar dari UMKM Indonesia. Maka, harus ada upaya gotong royong antara Pemerintah dan sektor swasta untuk mewujudkan lebih banyak lagi UMKM naik kelas.
Kemudian akses pembiayaan juga diharapkan menjadi kebijakan yang bisa membantu mewujudkan UMKM naik kelas. Diperlukan inovasi dari sisi financing mengenai credit scoring yang memudahkan UMKM bisa mendapat pembiayaan dari perbankan.