(Photo: Infopublik)

PUPR Soroti Pentingnya Pengelolaan Risiko dalam Penyaluran Bantuan PSU Perumahan

(Beritadaerah-Nasional) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menekankan pentingnya penerapan manajemen risiko dalam penyaluran bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) untuk memastikan kualitas hasil yang optimal. Penerapan ini bertujuan agar masyarakat dapat tinggal dengan nyaman di perumahan bersubsidi. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Perumahan PUPR, M. Hidayat, saat membuka Webinar Series Manajemen Risiko Bidang Perumahan Tahun Anggaran 2024 pada Kamis (22/8/2024).

Menurut Hidayat, bantuan PSU seperti penyediaan jalan lingkungan untuk perumahan bersubsidi, memerlukan pengelolaan risiko yang tepat agar pelaksanaan di lapangan dapat berjalan sesuai sasaran dan tepat waktu. Dia menekankan bahwa pemahaman akan manajemen risiko sangat penting dalam core business Ditjen Perumahan, khususnya dalam penyelenggaraan bantuan PSU.

Hidayat juga menjelaskan bahwa program bantuan PSU merupakan stimulan bagi perumahan umum yang dibangun oleh pelaku pembangunan. Dengan memahami manajemen risiko, pelaksanaan program ini diharapkan berjalan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dan dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Ditjen Perumahan PUPR terus mendorong peningkatan budaya sadar risiko di kalangan pegawai, melalui pelatihan dan pengembangan program berkelanjutan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pegawai dapat menjalankan tugas sesuai dengan nilai-nilai organisasi Kementerian PUPR.

Dalam acara yang sama, Direktur Kepatuhan Intern Ditjen Perumahan PUPR, Firsta, menjelaskan bahwa webinar ini merupakan bagian dari Peringatan Hari Perumahan Nasional ke-16 dan bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam terkait manajemen risiko. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam mengelola risiko, terutama dalam penyaluran bantuan PSU perumahan.

Webinar ini dihadiri oleh para pengembang perumahan, pejabat Kementerian PUPR, serta pegawai terkait dari seluruh Indonesia, dengan diskusi panel yang menghadirkan sejumlah narasumber dan praktisi manajemen risiko.