(Beritadaerah-Nasional) Suasana pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menunjukkan kemajuan pesat. Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) melaporkan bahwa investasi untuk pembangunan Kota Nusantara dari tahun 2023 hingga 29 Januari 2024 telah mencapai Rp47,5 triliun.
Jakarta, InfoPublik – Dalam satu dekade terakhir, pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, menjadi penggerak utama dalam upaya mencapai Visi Indonesia Emas 2045. Presiden Joko Widodo telah meluncurkan berbagai program pembangunan yang berorientasi pada pemerataan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil dan terluar.
Endra S. Atmawidjaja, Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menyampaikan bahwa infrastruktur adalah fondasi utama yang tidak hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi syarat penting untuk mencapai status negara maju dalam Visi Indonesia Emas 2045. Infrastruktur yang telah dibangun dianggap sebagai dasar untuk memajukan negara, meskipun diakui masih banyak yang perlu dikerjakan.
Beberapa proyek infrastruktur seperti jalan tol, bandara, bendungan, dan transportasi massal telah membawa dampak nyata dalam meningkatkan efisiensi dan konektivitas di berbagai wilayah. Pertumbuhan ini diiringi dengan upaya pemerintah untuk mempercepat digitalisasi guna memperkuat daya saing serta kualitas pembangunan nasional.
Jalan tol sepanjang 2.700 km, sebagai contoh, telah menghubungkan daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau, mempercepat distribusi barang, dan meningkatkan daya saing ekonomi. Endra menekankan bahwa tujuan utama pembangunan ini adalah menciptakan konektivitas yang lebih efisien, mengurangi waktu tempuh, dan meningkatkan aksesibilitas. Tantangan yang dihadapi adalah memastikan bahwa infrastruktur tersebut dapat memberikan manfaat yang merata kepada seluruh masyarakat.
Fadhilah Mathar, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), menegaskan bahwa digitalisasi adalah elemen penting dalam pembangunan nasional. Infrastruktur digital, seperti jaringan internet pita lebar, menjadi penopang transformasi di berbagai sektor, memberikan akses lebih luas kepada masyarakat, termasuk di daerah terpencil.
Sejak 2014, penetrasi internet di Indonesia meningkat dari 34,9 persen menjadi 79,50 persen pada 2024, menunjukkan bahwa lebih banyak masyarakat yang terhubung ke internet. Hal ini membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi digital. Fadhilah juga menyampaikan bahwa upaya digitalisasi tidak hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur internet, tetapi juga peningkatan kualitas layanan digital di seluruh pelosok negeri.
Salah satu program unggulan BAKTI adalah pengembangan infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) melalui jaringan fiber optik dan satelit, untuk memastikan bahwa seluruh daerah, termasuk yang terpencil, bisa merasakan manfaat kemajuan teknologi.
Meski demikian, tantangan yang dihadapi dalam implementasi program ini tidaklah kecil. Salah satu tantangan utama adalah membangun kebutuhan terhadap teknologi digital di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau. Oleh karena itu, BAKTI juga berfokus pada peningkatan keterampilan masyarakat melalui program pelatihan digital, bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk menciptakan talenta yang siap bersaing di era ekonomi digital.