(Beritadaerah-Banyuwangi) PT KAI telah mengoperasikan Kereta api rute Banyuwangi-Surabaya di Jawa Timur dengan KA Mutiara Timur, setelah sempat vakum selama kurang lebih dua tahun. Dioperasikan KA Mutiara Timur dengan rangkaian kereta new generation tersebut kian menambah rute kereta api Banyuwangi-Surabaya. KA Mutiara Timur rute Ketapang-Surabaya Pasar Turi, melayani penumpang dengan kelas eksekutif dan bisnis.
Jadwal dari KA Mutiara Selatan berangkat dari Stasiun Ketapang pukul 21.45 WIB dan tiba di Surabaya pukul 04.21 WIB. Sementara itu, kereta diberangkatkan dari Stasiun Pasar Turi pukul 08.55 WIB dan tiba di Ketapang pukul 15.45 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan bertambahnya kereta api Banyuwangi-Surabaya, semakin mempermudah akses masyarakat dan wisatawan menuju Banyuwangi.
“Dengan ini alternatif akses dari Banyuwangi-Surabaya dan sebaliknya semakin banyak. Ini bisa menjadi alternatif bagi wisatawan dan masyarakat menuju Banyuwangi,” kata Ipuk saat meninjau pemberangkatan KA Mutiara Timur bersama Manajer Angkutan Fasilitas Penumpang PT. KAI Daop 9 Jember, Eduard Rudolf.
Sebelumnya kereta api rute Surabaya-Banyuwangi telah terdapat KA Sritanjung, Probowangi, Wijaya Kusuma, dan Blambangan Ekspress.
“Bagi wisatawan yang berlibur di Banyuwangi akhirnya bisa lebih leluasa memilih waktu. Ini juga memudahkan mobilitas barang dan penumpang sehingga ekonomi terus tumbuh,” tutur Ipuk.
KA Mutiara Timur memiliki dua kelas, yaitu eksekutif dan bisnis new generation. Adapun total kapasitas yang tersedia sebanyak 396 tempat duduk yang terdiri dari 4 gerbong eksekutif dan 3 gerbong bisnis.
Ditambahkan Manajer Angkutan Fasilitas Penumpang PT. KAI Daop 9 Jember, Eduard Rudolf Kereta Mutiara Timur mulai beroperasi sejak 1 September 2024.
“Bagi pengguna jasa tidak perlu khawatir. KA Mutiara Timur beroperasi setiap hari, berbeda dengan sebelumnya yang hanya weekend. Ini juga upaya kamu mengakomodir penumpang yang kehabisan tiket,” terang Eduard.
Eduard mengaku terkejut dengan antusiasme masyarakat terhadap kembalinya KA Mutiara Timur. Ia mengatakan okupansi yang terserap pada layanan kereta api penumpang tertua kedua di Indonesia ini mencapai 120 persen atau 460 okupansi
“Ini menjadi bukti minat masyarakat untuk menggunakan transportasi kereta api semakin meningkat,” tuturnya.