(Beritadaerah-Kolom) Budidaya ikan tawar di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Ikan air tawar merupakan sumber protein penting bagi masyarakat Indonesia dan konsumsi ikan per kapita terus meningkat setiap tahunya. Hal ini dipicu oleh kesadaran akan pentingnya gizi dan kesehatan. Belum lagi dengan permintaan ekspor dari negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Taiwan dan lainnya. Kondisi ini membuka peluang bagi pengembangan budidaya ikan tawar di tanah air.
Kondisi geografis yang dimiliki oleh Indonesia seperti banyaknya sungai, danau, dan lahan basah telah menjadi lokasi yang cocok dan mendukung untuk budidaya ikan air tawar. Ada lima komoditas unggul untuk budidaya ikan air tawar di Indonesia yang memiliki pemasaran yang tinggi seperti ikan nila, ikan lele, ikan patin, ikan bandeng, dan ikan gurame. Saat ini sekitar 70 persen dari semua pelaku yang terlibat dalam sektor perikanan budidaya masih tergolong berskala kecil.
Terkait dengan potensi pasar atau global market value yang begitu besar dari salah satu ikan budidaya di Indonesia yakni ikan nila. Merujuk data Future Market Insights 2024, potensi pasar ikan nila global diperkirakan nilainya mencapai USD14,5 miliar. Kondisi ini menunjukkan potensi besar untuk pengembangan budidaya ikan tawar di Indonesia, yang dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, serta lingkungan.
Budidaya Ikan Jade Perch
Selain jenis ikan komoditas unggulan, ikan baru seperti Jade Perch mulai mendapatkan perhatian, dan menambah variasi dalam para pelaku budidaya ikan tawar di Indonesia. Beberapa waktu lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) memperkenalkan ikan jade perch sebagai komoditas budidaya baru yang berpotensi dikembangkan di Indonesia. Ikan air tawar yang berasal dari Queensland, Australia, itu memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar global serta kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan.
Untuk memperkenalkan ikan Jade Perch, Menteri Kelautan dan Perikanan Trenggono mengadakan santap siang bersama para pemangku kepentingan. Menteri Trenggono berharap ikan jade perch dapat dikembangkan di Indonesia sebagaimana suksesnya produksi udang vaname, yang awalnya merupakan spesies asli Hawaii. Saat ini, udang vaname umum dibudidayakan di berbagai wilayah Indonesia.
Sekilas info bahwa udang vaname beberapa tahun terakhir ini berkontribusi utama pada sektor budidaya perikanan di Indonesia. Udang vaname dirilis secara resmi pada tahun 2001 dan sejak itu peranan vaname sangat nyata menggantikan agroindustri udang windu. Udang windu yang merupakan udang asli Indonesia yang mengalami penurunan produksi dan gagal panen akibat faktor teknis maupun non teknis. Dipandang dari segi ekonomis, vaname merupakan jenis udang yang memiliki prospek ekonomis yang tinggi karena digemari banyak orang. Hampir di swalayan dan pasar modern, udang vaname dijual dan permintaannya juga banyak.
Menteri Trenggono menyampaikan bahwa peluang budidaya jade perch didukung oleh potensi lahan budidaya yang luas di Indonesia. Ikan dengan nama latin Scrotum Barcoo ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, dengan harga mencapai USD 15-22 per kilogram. Ketika disajikan sebagai hidangan, harganya bahkan bisa mencapai Rp 1,2 juta per porsi. Beberapa negara yang sudah membudidayakan ikan jade perch antara lain Malaysia dan Singapura.
Bahkan, manfaat gizi ikan jade perch juga baik dan memiliki kandungan omega-3-nya lebih tinggi dibandingkan ikan salmon, sehingga sangat baik untuk kesehatan tubuh, terutama dalam mencegah kolesterol dan stroke. Ikan jade perch dapat tumbuh dengan baik di perairan dengan salinitas hingga 10 ppt, dan beratnya bisa mencapai 800 gram dalam waktu 7 bulan sejak tahap benih. Memang ikan ini memiliki laju pertumbuhan yang relatif cepat, dan memungkinkan pelaku usaha budidaya untuk memperoleh hasil dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan beberapa jenis ikan lainnya. Ikan ini dapat mencapai panjang maksimal sekitar 50 cm dan sangat cocok untuk dibudidayakan di kolam dengan sistem pengelolaan yang baik atau dalam sistem resirkulasi air. Jade perch dapat bertahan hidup di wilayah subtropis maupun tropis.
Dukungan Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap budidaya ikan Jade Perch sangat komprehensif dan melibatkan berbagai aspek, mulai dari pendidikan dan pelatihan, penyediaan fasilitas pembiayaan hingga kebijakan regulasi dan pembangunan infrastruktur. Dengan dukungan ini, diharapkan budidaya ikan Jade Perch dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Meski memiliki prospek yang baik, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan dalam melakukan budidaya ikan jade perch yakni para petani perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang teknik budidaya dan manajemen kesehatan ikan. Selain itu memastikan ketersediaan benih yang berkualitas. Dengan nilai ekonomi yang tinggi, kondisi tersebut membuat pasar dapat menjadi kompetitif, sehingga dibutuhkan strategi pemasaran yang efektif.
Budidaya ikan jade perch di Indonesia memang menawarkan peluang baru yang menarik bagi para petani ikan dan investor. Dengan manajemen yang baik dan pemahaman tentang pasar, budidaya ini dapat menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan.