(Beritadaerah-Jakarta) Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan pentingnya hak atas pangan sebagai fondasi untuk memastikan setiap individu di Indonesia bisa menikmati hidup yang sehat, aktif, dan berkelanjutan. Pernyataan ini bertepatan dengan tema Hari Pangan Sedunia 2024, “Right to Foods, For a Better Life and a Better Future,” yang diusung oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).
“Pemenuhan hak pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin oleh negara. Ini meliputi ketersediaan, aksesibilitas, keberlanjutan, serta pemerataan distribusi pangan. Setiap masyarakat harus dapat mengakses pangan yang bergizi, seimbang, dan aman, untuk mendukung hidup yang lebih sehat serta produktif secara berkelanjutan,” ungkap Arief dalam keterangan persnya, Rabu (17/10/2024).
Arief juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Indonesia dalam ketahanan pangan, seperti dampak perubahan iklim, kekeringan yang semakin ekstrem, ketergantungan pada satu sumber pangan utama, dan gangguan rantai pasok global. Ia menegaskan bahwa Indonesia, dengan kekayaan sumber pangan lokalnya, perlu mengurangi ketergantungan pada beras dan mengoptimalkan sumber pangan lain, seperti jagung, sagu, umbi-umbian, serta sorgum.
“Kita harus memperkuat ketahanan pangan dengan diversifikasi pangan lokal. Pemerintah di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto secara konsisten mendorong upaya swasembada pangan,” tegas Arief.
Sebagai bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan, Bapanas berkolaborasi dengan berbagai kementerian dan pemangku kepentingan untuk mempercepat diversifikasi pangan berbasis lokal. Beberapa program telah diluncurkan untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas pangan di seluruh Indonesia.
Salah satu program utama adalah Bantuan Pangan (Banpang) yang menyediakan 10 kilogram beras kepada 22 juta Kelompok Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia. Selain itu, bantuan pangan berupa daging dan telur ayam diberikan kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) di tujuh provinsi untuk mendukung upaya penurunan angka stunting.
Dalam memastikan distribusi pangan yang adil, Bapanas bekerja sama dengan pemerintah daerah dan BUMN pangan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di 120 titik di 22 provinsi dan 97 kabupaten/kota selama peringatan Hari Pangan Sedunia. Sepanjang Oktober 2024, GPM ditargetkan mencapai 541 titik di seluruh Indonesia.
Arief juga menyampaikan bahwa indikator ketahanan pangan nasional menunjukkan tren positif. Prevalensi stunting nasional pada 2024 menurun sebesar 9,3 persen, dari 30,8 persen menjadi 21,5 persen. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) 2024 juga menunjukkan penurunan wilayah yang rentan terhadap kerawanan pangan dari 74 menjadi 62 kabupaten/kota.
Selain itu, skor Pola Pangan Harapan (PPH), yang mengukur kualitas konsumsi pangan masyarakat, meningkat dari 92,9 menjadi 94,1, menandakan bahwa konsumsi pangan semakin beragam dan bergizi. Inflasi pangan juga menurun dari 8 persen pada pertengahan 2022 menjadi 1,72 persen pada pertengahan 2024, yang turut berkontribusi pada penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,68 juta orang antara Maret 2023 dan Maret 2024.
Melalui langkah-langkah ini, pemerintah optimis dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, demi masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.