Kementerian Perindustrian Tingkatkan Daya Saing Industri Makanan dan Minuman Lewat Penerapan Keamanan Pangan

(Beritadaerah-Jakarta) Kementerian Perindustrian terus memperkuat upaya mendorong industri kecil dan menengah sektor makanan dan minuman di dalam negeri untuk menerapkan standar keamanan pangan. Hal ini dinilai penting karena sektor makanan dan minuman berperan besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya dalam sektor industri pengolahan nonmigas.

Pada kuartal kedua 2024, sektor makanan dan minuman menyumbang 38,4 persen dari total produk domestik bruto industri pengolahan nonmigas. “Dominasi ini diperkuat oleh kinerja ekspor industri makanan dan minuman yang pada Agustus 2024 mencapai nilai USD3,78 miliar, menyumbang 21,36 persen dari total ekspor sektor pengolahan nonmigas,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Reni Yanita, dalam pernyataannya, Selasa (22/10/2024).

Reni menegaskan bahwa Kementerian Perindustrian aktif mendorong peningkatan daya saing industri kecil dan menengah di sektor makanan dan minuman. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan mempertemukan para pelaku industri dengan berbagai sektor ekonomi lainnya, baik dari sisi hulu maupun hilir.

Selain mempertemukan industri kecil dan menengah dengan mitra bisnis, Kementerian juga membangun kerja sama dengan industri besar melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk memperkuat pengembangan industri kecil. “Kerja sama ini bertujuan agar dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak, termasuk dari industri besar, dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan industri kecil,” jelasnya.

Reni juga menekankan pentingnya peran program tanggung jawab sosial perusahaan dalam mendukung pengembangan sektor makanan dan minuman, yang berkontribusi besar terhadap ekonomi masyarakat. Saat ini, industri makanan dan minuman mencakup 39,7 persen dari total unit usaha industri kecil dan menengah di Indonesia, serta menyerap 36,5 persen tenaga kerja di sektor ini.

Salah satu contoh kolaborasi yang dilakukan adalah penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktorat Jenderal IKMA dengan PT Arwana Citramulia Tbk, yang mencakup penyerahan bantuan berupa keramik di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. “Kami kembali bekerja sama dengan Arwana Ceramics setelah sebelumnya pada 2013 mendukung pembangunan dapur bersih untuk industri kecil gula semut di berbagai daerah,” kata Reni.

CSR Arwana juga mendukung industri kecil makanan dan minuman melalui bantuan keramik pada tahun 2024, dengan total 10.000 meter persegi diberikan kepada 36 pelaku industri di berbagai wilayah, termasuk Singkawang, Salatiga, Pati, Karangasem, dan Pacitan.

Reni berharap bantuan ini dapat membantu industri kecil dan menengah yang terlibat untuk memenuhi standar keamanan pangan, seperti CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik), serta menciptakan ekosistem yang produktif dan meningkatkan daya saing di pasar. “Masih banyak pelaku industri kecil makanan dan minuman yang belum menerapkan standar GMP (Good Manufacturing Practices), yang mencakup bangunan, sanitasi, dan pengawasan proses produksi,” tambahnya.

Penerapan standar GMP diperlukan untuk menjamin keamanan, kualitas, dan kelayakan produk, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan akses pasar.

Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan, Yedi Sabaryadi, menambahkan bahwa industri makanan dan minuman menghadapi berbagai tantangan seperti teknologi produksi, keamanan pangan, dan akses pasar. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian menyediakan program pendampingan sertifikasi HACCP, kemitraan, serta peningkatan akses pasar ekspor.

Berbagai program pembinaan lainnya, seperti partisipasi dalam pameran, restrukturisasi mesin, penerapan teknologi industri 4.0, dan program Indonesia Food Innovation (IFI), dirancang untuk mempercepat perkembangan bisnis dan produksi bersih dalam industri makanan dan minuman.

“Upaya ini melibatkan kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, serta pelaku industri besar untuk memastikan pengembangan industri kecil dan menengah berjalan menyeluruh dan berkelanjutan,” tutup Yedi.