(Beritadaerah-Jakarta) Kementerian Perhubungan melalui Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang (BTP Semarang) bekerja sama dengan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, telah menyelesaikan tahap uji beban pada jalur layang kereta api Simpang Joglo di Surakarta. Uji beban ini menjadi bagian penting dalam upaya memastikan keamanan dan kekuatan struktur rel layang sebelum dioperasikan.
Rel layang sepanjang 1,8 kilometer ini merupakan bagian dari proyek pembangunan jalur ganda antara Solo Balapan hingga Kadipiro dan Kalioso, yang secara keseluruhan mencapai 10 kilometer. Uji beban dilakukan pada struktur jembatan baja komposit sepanjang 270 meter, termasuk bentang utama sepanjang 130 meter dan dua bentang pendek sepanjang 70 meter masing-masing.
Direktur Prasarana Perkeretaapian, Hengky Angkasawan, menyampaikan bahwa hasil uji beban menunjukkan performa struktur yang sesuai dengan desain perencanaan. “Uji statis dan dinamis yang dilakukan menunjukkan hasil sementara yang sesuai dengan rencana. KKJTJ juga mengapresiasi pembangunan ini karena struktur jembatan telah memenuhi standar yang ditetapkan,” jelasnya pada Jumat (25/10/2024).
Uji beban dinamis dilakukan menggunakan lokomotif berjalan untuk mengevaluasi kekuatan jembatan dalam kondisi beban bergerak. Menurut Prof. Jamasri, anggota KKJTJ, uji dinamis ini melibatkan enam lokomotif CC 201 dan dua lokomotif CC 300 dengan total beban 684 ton, yang setara dengan 52,6 persen dari kapasitas desain maksimum. Hasil uji getaran kemudian dianalisis menggunakan metode Fast Fourier Transform (FFT) dan Experimental Model Analysis (EMA), dengan hasil yang menunjukkan kekakuan struktur jembatan sesuai perencanaan.
Uji statis, dilakukan dengan menggerakkan rangkaian lokomotif berhenti pada titik-titik tertentu sepanjang bentang jembatan. Hasilnya menunjukkan defleksi maksimal di bentang utama sebesar 27,488 mm, lebih rendah dari yang diperkirakan pada perencanaan, yaitu 32,25 mm, yang menunjukkan struktur lebih kaku.
Kepala BTP Semarang, Rudi Pitoyo, menambahkan bahwa keseluruhan tahap konstruksi jalur hilir telah selesai dan serangkaian pengujian lainnya juga telah dilakukan untuk memastikan keamanan operasional. “Kami telah menyelesaikan Safety Assessment bersama Direktorat Keselamatan, uji fasilitas operasional, dan uji beban sesuai dengan Permenhub Nomor 69 Tahun 2018,” ujarnya.
Pembangunan jalur layang ini diharapkan akan mengurangi kemacetan di Simpang Joglo yang menjadi titik temu tujuh persimpangan jalan utama di Surakarta. Rudi menjelaskan bahwa keberadaan rel layang ini juga akan mendukung pembangunan underpass di bawahnya, memungkinkan pergerakan masyarakat Solo Raya menjadi lebih lancar dan produktif tanpa gangguan kemacetan.