swasembada pangan

Kementan Lakukan Tanam Padi Perdana di Sambas untuk Optimalkan Lahan dan Tingkatkan Produksi Pangan

(Beritadaerah-Sambas) Kementerian Pertanian (Kementan) memulai tanam padi perdana di Desa Singaraja, Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, pada Sabtu (26/10/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Optimasi Lahan (Oplah) yang bertujuan meningkatkan indeks pertanaman (IP) demi mempercepat target swasembada pangan nasional.

Plh. Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada Kementan, Akhmad Musafak, menyampaikan bahwa program Oplah ini adalah arahan langsung Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk memperluas pemanfaatan lahan dan meningkatkan produktivitas pertanian. Program ini juga difokuskan untuk mengoptimalkan lahan di luar Pulau Jawa, termasuk wilayah Sambas.

“Menteri Pertanian menginstruksikan agar seluruh jajaran melaksanakan program intensifikasi melalui Oplah guna mencapai IP yang lebih tinggi. Dengan begitu, produktivitas padi dapat terus meningkat,” ujar Musafak saat meninjau langsung proses tanam padi di Desa Singaraja.

Desa Singaraja dipilih sebagai lokasi tanam perdana dengan lahan seluas 1.600 hektare yang akan diawasi langsung oleh Kementerian Pertanian. Melalui program Oplah ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan indeks pertanaman hingga mencapai IP400. Petani di daerah ini juga akan dibimbing oleh Brigade Pangan, sehingga lahan sawah bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Barat, Florentinus Anum, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian pemerintah pusat dalam mendorong pembangunan pertanian di wilayah Kalimantan Barat. “Program Oplah di Kalimantan Barat sudah mencakup area 40.000 hektare dari total 360.000 hektare lahan pertanian yang ada,” ungkapnya.

Menurut Florentinus, Kabupaten Sambas sendiri memiliki luas baku sawah mencapai 15.000 hektare, dan dengan adanya program Oplah ini diharapkan lahan-lahan di Kalimantan Barat, khususnya yang berupa rawa, bisa dioptimalkan menjadi area pertanian yang produktif.

“Mudah-mudahan dengan program ini, indeks pertanaman dan produktivitas bisa terus meningkat sehingga kebutuhan pangan nasional bisa lebih tercukupi,” lanjutnya.

Anjar Suprapto, Kepala Balai BSIP Kalimantan Barat, menambahkan bahwa dampak program Oplah sudah mulai terasa dalam peningkatan produksi di Kalimantan Barat, terutama Sambas yang diharapkan dapat menjadi lumbung pangan utama untuk wilayah Kalimantan Barat.

“Dengan adanya program ini, wilayah Sambas akan semakin siap dalam menyuplai kebutuhan pangan baik untuk Sambas sendiri maupun Kalimantan Barat secara keseluruhan,” ungkap Anjar.

Para petani di Desa Singaraja kini menanam varietas padi Inpari 32 dengan produktivitas rata-rata mencapai 3,2 ton gabah kering panen (GKP) per hektare. Petani sebelumnya menanam dua kali setahun (IP200), namun dengan bantuan program ini, ditargetkan indeks pertanaman akan meningkat menjadi IP300 dalam beberapa tahun ke depan.