(Beritadaerah-Jakarta) Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus mempercepat pembangunan bendungan dan embung di seluruh wilayah Indonesia guna meningkatkan kapasitas penyimpanan air nasional. Salah satu proyek prioritas yang hampir rampung adalah Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Bob Arthur Lombogia, menyampaikan komitmen Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera menyelesaikan proyek strategis ini. “Kami bertekad untuk menyelesaikan pembangunan Bendungan Jlantah agar dapat segera dimanfaatkan,” ujar Bob dalam keterangan resminya pada Selasa (29/10/2024).
Bendungan Jlantah, yang dibangun dengan luas genangan mencapai 50,45 hektare dan kapasitas tampungan sebesar 10,97 juta meter kubik, mengandalkan aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru. Konstruksi bendungan ini memiliki tinggi 70 meter, panjang puncak 404 meter, dan lebar puncak 12 meter, dengan elevasi puncak mencapai +690 meter.
Pembangunan proyek ini dikerjakan oleh konsorsium PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya dengan nilai kontrak Rp1,02 triliun. Saat ini, progres fisik bendungan telah mencapai 93,25 persen, dan diharapkan dapat diresmikan pada Januari 2025.
Bendungan Jlantah akan memberikan sejumlah manfaat penting bagi masyarakat, antara lain: pertama, penyediaan air baku sebesar 150 liter per detik untuk Kecamatan Jumapolo, Jumantono, dan Jatipuro di Kabupaten Karanganyar. Kedua, suplai air irigasi untuk Daerah Irigasi Jlantah seluas 1.494 hektare, meliputi 806 hektare lahan irigasi yang telah ada dan tambahan 688 hektare lahan irigasi baru.
Selain itu, bendungan ini akan berfungsi sebagai pengendali banjir dengan mengurangi risiko banjir sebesar 51,26 persen dari debit banjir pada periode ulang 50 tahun, atau setara dengan pengurangan debit sebesar 70,33 meter kubik per detik. Bendungan Jlantah juga direncanakan untuk mendukung pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan kapasitas 0,625 megawatt serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata.
Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Adenan Rasyid, menjelaskan bahwa keberadaan bendungan sangat penting bagi Indonesia sebagai negara agraris. “Pembangunan bendungan seperti Jlantah memiliki dampak besar dalam memperkuat ketahanan pangan dan ketahanan air nasional, sekaligus berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Adenan.
Dengan rampungnya Bendungan Jlantah, kapasitas tampungan air di Jawa Tengah akan semakin meningkat, sehingga dapat memperkuat ketahanan pangan dan air secara berkelanjutan. Selain Bendungan Jlantah, Kementerian Pekerjaan Umum juga sedang mengerjakan pembangunan Bendungan Bener di Purworejo dan Bendungan Jragung di Semarang, yang akan memperkuat jaringan bendungan di wilayah Jawa Tengah bersama dengan Bendungan Gondang di Karanganyar, Logung di Kudus, Pidekso di Wonogiri, dan Randugunting di Blora.